Siswa SD Swasta Delapan Djoeang Kabupaten Tasikmalaya Belajar di Teras dan Saung, Peserta Didik Mimpikan Menulis di Meja 

SD Swasta Delapan Djoeang Kabupaten Tasikmalaya
Siswa SD Swasta Delapan Djoeang Kabupaten Tasikmalaya belajar di teras dan saung karena keterbatasan ruang kelas. (Foto/Istimewa)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK – SD Swasta Delapan Djoeang Kabupaten Tasikmalaya hanya memiliki empat kelas setelah didirikan 10 tahun lamanya. Akibat kondisi itu, kelas V dan II harus rela belajar di teras dan saung baca.

Dengan kekurangan kelas tersebut siswa SD Swasta Delapan Djoeang Kabupaten Tasikmalaya mengidamkan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas seperti SD negeri lainnya.

Seperti yang dirasakan siswi kelas V, Syifa. Siswi yang belajar di saung baca ini mengaku sangat menginginkan belajar di dalam kelas agar bisa duduk di kursi dan menulis di atas meja seperti yang lainnya.

Baca Juga:Pawai Agustusan HUT RI ke-78 di Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya Jadi Destinasi Wisata Tahunan,Kompak Ciptakan Pemilu Damai, Partai Politik di Kabupaten Tasikmalaya Gelar Deklarasi

“Sebab ketika di saung baca, bisa terganggu dengan kondisi ketika siswa kelas I pulang dan terdengar pelajaran dari ruangan kelas,” katanya.

Dengan kondisi tersebut, membuat Yayasan Alinsanul Mujtahidu yang membawahi SD Swasta Delana Djoeang Desa Deudeul Kecamatan Taraju tidak tinggal diam.

Mereka sudah mencoba mengajukan untuk penambahan ruang kelas baru ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya.

“Saat itu kami sudah mengajukan ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya sejak 2019, Ternyata 2020 ada wabah virus Covid-19 sehingga dikesampingkan terlebih dahulu oleh pemerintah,” ujar Fahmi, Operator SDS Delapan Djoeang.

“Lalu terdengar juga pernah cair, namun anggaran tersebut digunakan untuk perbaikan SD Negeri Deudeul dan SD Negeri Rahayu terlebih dahulu,” katanya, menambahkan.

Ia pun sempat mempertanyakan untuk pembangunan kelas SDS Delapan Djoeang, namun belum selesai Dapodik dan tidak terdaftar di aplikasi Krisna DAK.

“Padahal kami sudah merampungkannya untuk Dapodik. Di sisi lain, untuk aplikasi Krisna DAK kami tidak diberi arahan untuk mendaftar,” ujarnya.

Baca Juga:Belasan Tahun Jalan Gunungsari Rusak, Warga Desa Gunungsari Kecamatan Sukaratu Kabupaten Tasikmalaya Belum MerdekaPolres Tasikmalaya Amankan Tiga Pelaku Pengedar Barang Haram, 15,9 Gram Sabu Berhasil Diamankan dari Para Pelaku

Setelah itu, pada 2023 barulah pengajuan tersebut benar-benar ditanggapi. Ada rencana penambahan ruang kelas baru dilangsungkan pada tahun 2024 mendatang.

“Pihak guru dan murid hanya bisa terus menunggu. Karena ingin memiliki fasilitas yang memadai guna memberikan kenyamanan terhadap dalam kegiatan belajar mengajar,” katanya.

0 Komentar