Siswa Madrasah yang Meninggal di Jalan Mashudi Ternyata Dikeroyok Gara-Gara Knalpot Bising, Pelaku Bawa Batu

polisi ungkap penyebab kematian siswa madrasah di Jalan Mashudi
Kapolres Tasikmalaya Kota, AKBP Joko Sulistiono, memberikan keterangan pers soal kronologi meninggalnya siswa madrasah yang sempat diduga dikeroyok geng motor di Jalan Mashudi, Rabu 25 September 2024. (Rangga Jatnika/Radartasik.id)
0 Komentar

Emosi mereka pun memuncak saat tiga pelaku yang berusia dewasa digiring petugas ke lokasi konferensi pers. Di mana kecaman dan hujatan terlontar dari keluarga yang memang jengkel kepada pelaku.

Nenek Ghaizan, Armilah (56), mengatakan bahwa para pelaku harus mendapat hukuman setimpal atas perbuatannya. Meskipun hal itu tidak bisa mengembalikan cucunya, setidaknya hukum ditegakkan secara adil.

“Dia (Ghaizan) harapan keluarga, pernah mewakili Kota Tasik di kerjurda,” ujarnya.

Baca Juga:Jadi Tim Penasehat Ivan-Dede, Azies Rismaya  Mahpud Selebrasi Dapat Nomor Dua!Sudah Ada Titik Terang, Polisi Periksa 14 Remaja Dalam Kasus Siswa Madrasah yang Meninggal di Tasikmalaya

Paling menyakitkan baginya, sebagian dari pelaku merupakan warga sekampung dengannya. Sehingga perbuatan mereka seolah tidak ada rasa peduli terhadap cucunya tersebut. “Ada yang masih tetangga, masa tidak kenal baju dan motor cucu saya,” katanya.

Sementara itu Imas (50), orang tua FMS (14) yang merupakan korban selamat dari kasus itu, menuturkan bahwa kondisi anaknya sampai saat ini belum pulih. Hal itu karena luka di beberapa bagian tubuhnya, terutama di kepala dan leher.

“Jalan sedikit-sedikit sudah bisa, tapi masih sulit makan karena mulutnya terluka, satu giginya juga copot,” katanya.

Dia juga tidak menyangka para pelaku bisa tega melakukan perbuatan keji itu kepada anak di bawah umur. Karena dari cerita anaknya, para pelaku sangat brutal sehingga diharapkan bisa dihukum seadil-adilnya.

“Leher diinjak, kepala dipukul, ada pakai batu,” terangnya. (Rangga Jatnika)

0 Komentar