TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Pedagang Kaki Lima (PKL) Cihideung tidak begitu saja berjualan di kawasan pedestrian. Ada beberapa hal yang membuat mereka memasang tenda di kawasan pedestrian.
Pantauan Radar, PKL masih melakukan aktivitas berjualan dengan tenda-tenda di Jalan Cihideung. Hal itu sudah menjadi pemandangan sehar-hari di kawasan tersebut, khususnya siang hari.
Sejauh ini pemerintah belum memiliki ketetapan soal penataan di Jalan Cihideung. Pasalnya tim penataan tak kunjung merampungkan konsep yang targetnya bulan Januari 2023 sudah selesai.
Baca juga : Supaya Jadi Destinasi Wisata, Jalan Cihideung Harus Begini
Ketua Paguyuban PKL Cihideung Adang Setiawan mengatakan para pedagang sebelumnya sudah sabar menunggu ketetapan penataan. Namun faktanya rancangan itu belum ada juga sampai saat ini. “Sebelumnya kan kami sudah menunggu,” ujarnya kepada Radar, Kamis (11/5/2023).
Sementara, lanjut Adang, tuntutan ekonomi tentunya tidak bisa menunggu. Sehingga bagaimana pun para pedagang harus tetap berjualan untuk mencari nafkah. “Kalau tidak berjualan, bagaimana kami menafkahi keluarga?,” tuturnya.
Pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan tim penataan untuk bisa berjualan di pedestrian. Meskipun belum mendapat sikap pasti, pada akhirnya mereka inisiatif untuk berjualan. “Kami juga sudah sinergi dengan warga,” terangnya.
Baca juga : Antara Wali Kota Tasikmalaya dan Jalan Cihideung
Menurutnya inisiatif berjualan kembali bukan berarti pedagang bersikap seenaknya. Karena dari awal pun pemerintah sudah berkomitmen tidak ada relokasi, sehingga PKL Cihideung tetap di kawasan itu. “Dari awal kan memang tidak ada relokasi,” ujarnya.
Di sisi lain PKL pun melaksanakan komiteman sesuai kesepakatan. Di mana lapak PKL semuanya seragam dengan batas waktu berjualan sampai dengan sore hari. “Kan jam 4 sore (16.00) kita langsung beres-beres,” terangnya.
Soal kekumuhan, menurutnya PKL Cihideung saat ini sudah lebih tertata. Hal itu dia dengar langsung dari para pembeli atau pelanggan yang belanja ke lapak mereka. “Kondisinya jauh kan dibandingkan dulu waktu kumuh,” ucapnya.(*)
Gak bisa spt di jogja pkl dimana2 buka 24 jam apalagi depan rsud kaya pasar
Skrg tuh kumuh ya dengan untuk BERJALAN KAKI JUGA TDK BISA DI SIANG HARI YA KARENA DI BANGUN TOTOR PAKAI UANG RAKYAT DAN PUNYA NEGARA ENAK BANGET DI PAKAI JUAL ATAU PKL HARIS SABAR DONG YA SERTA PARKIR MOTOR JUGA SEMBARANG JGN TAKUT SAMA PREMEN HARUS KAYA MANTAN BUPATI KANG DEDY MULYADI YG BERANI SAMA IBU RISMA MANTAN WALI KOTA SURABAYA, DAN PJ WALI KOTA TASIKMALAYA JGN DIAM AJAH YA
Klo mau gini lagi mh bwt apa mahal” dibangun pedestarian…enak aja dipake jualan bwt sendiri, kn itu milik umum..soal cari nafkah siapa yg larang tp jngn sampe merugikan & pake aset umum
Bukan blm ada tetapi PJ WALI KOTA TASIKMALAYA SAMA PEMDA TDK BERANI DAN TEGAS SAMA PKL KARENA SUDAH BUAT JALAN JADI KUMUH BANGET DAN TDK ENAK DI LIHATNYA SEKALI HARUS BERANI DONG KAYA MANTAN BUPATI KANG DEDI MULYADI DAN MANTAN WALI KOTA SURABAYA IBU RISMA KARENA PKL PAKAI TANAH NEGERA DAN ITU JALAB PAKAI UANG RAKYAT INGAT