TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Sudah beberapa pekan harga beras mengalami kenaikan. Beras kualitas medium paling murah dijual antara Rp 16.000-Rp17.000 per kilogram.
Kondisi ini memberatkan masyarakat sebab pengeluaran harian untuk makan menjadi bertambah.
“Sekarang sudah sulit membagi uang. Bisa beli beras tapi tidak bisa beli lauk-pauk,” ujar Karmini (63), salah satu pembeli beras di Pasa Cikurubuk Blok R III, Kamis (22/02/2024).
Baca Juga:Dituding Gagal Tangani Sampah, Pj Wali Kota Tasikmalaya Cheka Virgowansyah Bilang BeginiPerolehan Suara PAN Kabupaten Ciamis Membaik di Pemilu 2024, Peluang 7 Kursi Terbuka Lebar
Harga Beras di Kota Banjar Tinggi, Pemkot Mulai Bergerak Lakukan Intervensi
Dengan begitu bisa menekan pengeluaran namun tak terlalu mengubah kualitas rasa. Sebab biasanya ia membeli beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) yang harganya lebih murah.
“Kalau ada yang sepuluh ribu itu (SPHP) biasa pakai itu. Sekarang ya campur-campur lah,” tandasnya.
Karmini sendiri mengaku semakin khawatir kenaikan harga beras terjadi hingga Ramadan tiba. Padahal pada bulan itu biasanya pengeluaran untuk keperluan keluarga juga bertambah.
Pesawahan di Kota Banjar Mulai Ditanami Padi, Stok Dipastikan Aman, Harga Beras Bakal Turun?
“Mau bagaimana lagi. Apalagi bikin lontong kan juga pakai beras. Kalau pakai beras yang mahal ya, darimana jualan bisa untung. Menaikan harga juga pembeli takutnya pada lari,” tuturnya.
Mengetahui fenomena itu, Penjabat Wali Kota Tasikmalaya, Dr Cheka Virgowansyah menyebut jika mengoplos beras mungkin bisa jadi pilihan pada saat harga melambung seperti sekarang.
Baca Juga:Cara Menghitung Perolehan Kursi Partai Politik di Pemilu 2024 dengan Metode Seat LeagueBerpeluang Menduduki Kursi Wakil Rakyat dari Dapil I Ciamis, Ini Dia 10 Nama yang Mungkin Lolos
Pedagang bisa mengoplos beras asalkan atas permintaan pembeli dan harganya disesuaikan.