Si Hijau yang Membawa Kesejahteraan, Desa Tanjungpura Jadi Sentra Selada Hidroponik di Jawa Barat

Desa
Kepala Desa Tanjungpura Ujang Hartono menunjukkan selada hidroponik yang siap panen. Saat ini, Desa Tanjungpura menjadi penghasil selada terbesar di Jawa Barat. (Lisna Wati / Radar Tasikmalaya)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Pertumbuhan ekonomi dimulai dari desa. Untuk itu, mewujudkan desa yang maju menjadi hal penting. Perekonomian desa yang kuat dapat menyokong perekonomian nasional.

Salah satu desa percontohan ada di Desa Tanjungpura Kecamatan Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya. Tanjungpura merupakan Desa Berdikari (Berdaya, Kreatif, Religius, Inovatif) binaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Tasikmalaya.

Desa Tanjungpura memiliki luas wilayah 157,270 ha dengan jumlah penduduk 4.200 orang. Sebelumnya, mata pencaharian warganya kebanyakan buruh tani dan buruh harian lepas sehingga tingkat kesejahteraannya kurang baik.

Baca Juga:Jangan Dilepas, Ini Fungsi Penting dari Spakbor Sepeda MotorSDN Citapen Tasikmalaya Siap Gelar ANBK dengan Sarana Lengkap

Di tahun 2020, Desa Tanjungpura bangkit dan memanfaatkan potensi wilayahnya dengan budidaya sayuran selada menggunakan sistem hidroponik. Meski awalnya dicemooh, setelah tiga tahun berjalan budidaya selada ini berkembang pesat. Bahkan Desa Tanjungpura kini bertransformasi menjadi sentra selada di Jawa Barat.

Kepala Desa Tanjungpura Ujang Hartono (52) mengatakan, di tahun 1980 hingga 1990-an masyarakat Desa Tanjungpura banyak yang menjadi buruh harian lepas di sentra kerajinan Rajapolah. Upahnya minim dan tidak menentu. Hal ini menjadi persoalan.

Sebagian lagi memilih untuk bertani dan menjadi buruh tani, namun kondisi tanahnya tadah hujan yang sistem perairannya sangat bergantung pada hujan, sehingga ketika musim kemarau petani menganggur.

“Kondisi ini tentu tidak bisa dibiarkan, akhirnya saya mengajak masyarakat desa untuk bangkit dan berpikir out of the box,” ujar Ujang yang merupakan seniman seni rupa ini.

Ia bertekad ingin memberdayakan masyarakat dan mengoptimalkan potensi sumber daya alam yang ada di desa. Dengan harapan bisa menekan angka kemiskinan.

“Akhirnya saya melirik budidaya sayuran hidroponik. Saya meyakini budidaya sayuran ini juga bagian dari ketahanan pangan, juga bisa membawa kesejahteraan bagi masyarakat,” terang pria lulusan SMA tersebut.

Akhirnya dengan rasa percaya diri, Ujang membuat pilot project budidaya selada hidroponik. Awalnya 1.000 pot dengan sistem green house memakai media tradisional bambu.

Baca Juga:Cegah Bullying, Bangun Empati di SekolahSandal Eiger Nyaman dan Kuat, Tersedia di Eiger Plaza Asia Tasikmalaya

“Awalnya masyarakat ragu dengan apa yang saya lakukan (budidaya selada hidroponik, Red), namun saya meyakinkan mereka bahwa sayuran itu pasti laku karena konsumsi harian masyarakat dan pasti terserap pasar,” katanya kepada Radar, Sabtu (14/10/2023).

0 Komentar