Seorang Ibu di Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya Tak Sadar Hamil Selama 8 Bulan, Tahu-Tahu Lahiran, Kok Bisa?

bayi lahir prematur di kawalu
M (39) tengah menggendong EF, anaknya yang ke-5, di tengah rumahnya di Jalan Babakan Pala, Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya Rabu (7/8/2024). (Ayu Sabrina/Radartasik.id)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Kenaikan angka stunting tahun 2024 berdasar survei E-PPGBM diduga akibat munculnya kasus stunting baru. Salah satunya adalah akibat bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).

Kasus ini terjadi di Kecamatan kawalu. Seorang ibu berinisial M (39) belum lama ini melahirkan bayi dengan status BBLR. Warga Babakan Pala RT 4 RW 23 Kelurahan Sukamenak itu melahirkan anak bungsunya pada bulan Februari 2024. Namun sang bayi lahir dengan berat badan hanya 1,8 kilogram.

Usut punya usut, salah satu penyebab bayi yang kini telah diberi nama inisial EF itu lahir dengan berat badan rendah adalah tidak diperhatikannya kesehatan selama kehamilan. Hal ini disebabkan sang ibu tidak tahu kalau dia tengah mengandung. M baru mengetahui kehamilan setelah tiba-tiba ia melahirkan. Saat itu usia kandungan diperkirakan sudah 8 bulan.

Baca Juga:Kejutan! Isteri Vokalis Gigi Umumkan Siap Maju Pilkada Ciamis Dampingi Nanang PermanaMenanti Manuver Azies Rismaya Mahpud Jelang Masa Injury Time di Pilkada Kota Tasikmalaya!

Kondisi ini menyebabkan periode awal kehamilan tidak terpantau oleh petugas kesehatan. Baik melalui kegiatan posyandu maupun pemeriksaan oleh bidan. Pada akhirnya M melahirkan anaknya dengan kondisi prematur. “Enggak kerasa apapun, enggak kerasa sedang hamil,” kata M saat ditemui di kediamannya pada Rabu 7 Agustus.

Dia menceritakan, anak kelimanya itu lahir pada 13 Februari 2024 peteang dengan panjang 45 cm dan berat 1,8 kilogram. Akibat kelahiran prematur itu, EF didiagnosa mengalami berat badan tak normal. Selain itu terjadi retraksi dada, ditambah tampak kemerahan pada warna kulit.

Dengan dibantu kader Posyandu, M kemudian memboyongnya ke RS Dewi Sartika, lalu dirujuk ke RSUD dr Soekardjo. EF lalu dirawat selama 35 hari. Setelah kembali ke rumah, EF diberikan susu formula khusus hingga sekarang. Lantaran asi ekslusif dari sang ibu tak keluar.

Berdasarkan pengakuannya, selama delapan bulan mengandung itu, perempuan paruh baya tersebut kerap mengalami menstruasi tak normal. Lantaran tak sadar sedang membawa janin, M tetap melakukan kegiatan sehari-harinya yaitu berjualan sayur keliling di sekitar Cijeruk secara normal. “Jam 2 pagi ke pasar dulu, belanja. Jam 6 pagi mulai keliling jualan sampai jam 12,” terang M.  

Ia juga mengaku tidak merasa kelelahan berlebih, meski sedang mengandung. Apalagi keadaan perutnya tidak begitu besar seperti kandungan pada umumnya. Sehingga M merasa tidak sedang hamil, hanya merasa gejala penyakit maag. M baru tahu bahwa dirinya selama ini hamil setelah tiba-tiba ada jabang bayi keluar dari rahimnya. Saat itu dia tengah tiduran sendiri di rumah.

0 Komentar