Sekolah Garda Terdepan Gerakan Literasi

Sekolah Garda Terdepan Gerakan Literasi
MEMBACA. Siswa SDN 1 Imabanagara sedang membaca buku, Jumat (19/8/2022). Budaya literasi harus digelorakan mulai dari sekolah. Foto: Fatkhur Rizqi/Radar Tasikmalaya
0 Komentar

CIAMIS, RADSIK – Masih rendahnya minat membaca buku di Kabupaten Ciamis, mestinya mendapatkan perhatian, salah satunya dari lingkungan pendidikan.

Karena lingkungan pendidikan merupakan basis yang sangat strategis untuk penanaman budaya literasi. Terlebih kemampuan dasar literasi yang berupa kemampuan membaca dan menulis harus menjadi prioritas utama dalam dunia pendidikan.

Mengingat pentingnya literasi, Kepala SDN 1 Imbanagara Ely Mulyaningsih SPd mengatakan sudah melakukan budaya literasi di sekolahnya, yakni dengan Ruang Literasi As-sidiq Berdiferensiasi (Relasi).

Baca Juga:Ciamis Tuan Rumah Porprov Jawa Barat ke-XIVHarga Tiga Kebutuhan Energi ini Diprediksi Naik

[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]

”Sekolah sudah ada kegiatan literasi yakni relasi. Tujuannya program tersebut, sebagai fasilitas ruang baca untuk warga sekolah,” katanya kepada Radar, Jumat (19/8/2022).

Untuk program relasi tersebut, sambung dia, sebagai sekolah penggerak dengan menerapkan kurikulum merdeka. Kegiatan relasi tersebut, mulai dari ruang pojok baca di setiap kelas. Dimanfaatkannya setiap siswa saat istirahat.

Lalu, untuk pojok baca di kelas terdapat ada 20-30 buku dan dengan sirkulasi 2-3 bulan. “Arahnya untuk pembiasaan kegiatan siswa untuk diberikan akses membaca setiap jam istirahat,” ujarnya.

Kemudian, ada pemanfaatan perpustakaan dengan setiap kelas satu Minggu sekali. Nantinya yang menunggu orang tua, sekalian juga ikut membaca. “Kita tidak menyurutkan berliterasi di sekolah. Walaupun belum mempunyai pustakawan di sekolah, terbantu dengan orang tua siswa menunggu di perpustakaan,” katanya.

“Ditambah juga program baca digital dengan chromebook,” ujarnya menambahkan.

Untuk kegiatan berliterasi di sekolah, kata dia, mendapatkan bantuan anggaran dari Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan orang tua siswa. Mengingat dunia pendidikan sebagai garda terdepan, sehingga mesti adanya pembiasaan literasi.

“Optimis budaya literasi berawal di sekolah. Sebab ketika siswa rendah literasi, nantinya tidak bisa apa-apa,” katanya.

Baca Juga:Inflasi di 30 Daerah Masih TinggiMiliki Artefak Zaman Purba

Siswa Kelas 5 SDN 1 Imba­nagara Zakia Rizkita Putri mengaku kebiasaan di sekolah membaca buku pelajaran dan cerita ber­gambar. Itu karena, ada prog­ram dari sekolah yakni setiap siswa dibawa ke per­pustakaan dan ada pojok baca di setiap kelas.

“Ada yang mengarahkan membaca dari guru kelas atau orang tua siswa yang suka mencatat siapa yang baca di perpustakaan,” ujarnya.

0 Komentar