Sekolah di Kota Tasikmalaya Peringati Hardiknas, Kemana Arah Pendidikan Kita?

Hardiknas
Siswa SDN Rancabendem Kota Tasikmalaya saat mengikuti kegiatan Hardiknas, kemarin.
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) pada 2 Mei 2023, mestinya menjadi momentum refleksi. Mau dibawa ke mana pendidikan kita? Apakah seperti di Jepang, Finlandia, atau Indonesia.

Kepala SDN Rancabendem Kota Tasikmalaya Irvan Kristivan MPd mengatakan, selama ini kiblat pendidikan kita adalah pendidikan Barat, yang justru mereka pun banyak yang gagal dalam hal moral. Tetapi mengedepankan hedonisme daripada nilai-nilai kemanusiaan.

“Bukankah pendidikan itu sejatinya adalah sebuah usaha dalam memanusiakan manusia?” katanya, kemarin.

Baca Juga:Lezatnya Menu Baru Favehotel Tasikmalaya Tape Mozarella, Legit dan Lumer!SDN 1 Pengadilan Tasikmalaya Pilih Komite Baru, Dorong Kemajuan Sekolah Pasca Merger

Lalu, jika kiblat pendidikan kita adalah Jepang, bisa melihat kondisi Jepang saat ini. Pembangunan karakter yang tidak berfungsi dan berarti apa-apa.

Oleh karenanya, dalam momentum Hardiknas ini, saatnya benar-benar merdeka dalam pendidikan dan kembali kepada pemikiran-pemikiran bangsa sendiri.

Bukan kah dalam pembangunan bangsa Indonesia ini ada empat tokoh penting. Pertama, Ir Soekarno yang menanamkan nasionalisme. Kedua, Jendral Soeharto, mengarahkan  pendidikan ke modern dalam kemajuan Ilmu pengetahuan dan teknologi.

“Ketiga Ki Hadjar Dewantara, beliau mengungkapkan bahwa tujuan pendidikan adalah menjadikan manusia merdeka. Dan keempat ada RA Kartini yakni penggagas kesetaraan gender,” ujarnya.

Dengan memiliki tokoh tersebut, mestinya Hardiknas harusnya jadi momentum titik balik perbaikan pendidikan. Jangan sampai hanya cukup dengan upacara yang sifatnya seremonial semata.

Mengingat, Menteri Nadiem Makarim beserta jajaran Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah gencar-gencarnya melakukan revolusi pendidikan. Itu melalui program merdeka belajar yang berepisode-episode.

“Rupanya hal itu tidak diimbangi dengan gebrakan-gebrakan dan kebijakan-kebijakan pendidikan di tiap daerah,” katanya.

Baca Juga:Roadshow BMS di Bulan Ramadan, Mencari Keberkahan dan KebersamaanPromo Ketupat, Selma Tasikmalaya Beri Cashback Rp 1 juta dan Hadiah Langsung

Mengingat, pendidikan di era digital saat ini sangat penting dan vital.  Karena tak hanya menjadi modal untuk membangun bangsa melainkan menjadi tameng dan benteng pertahanan dalam perang melawan paham-paham yang tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur agama dan budaya.

Sedangkan saat pendidikan hanya semata-mata transfer ilmu pengetahuan saja, dari internet dan media sosial justru lebih canggih dari pada guru. Bahkan informasi-informasi ilmu pengetahuan lebih masif menyebar di media sosial yang menjejali bangsa ini bahkan sejak mereka masih balita.

0 Komentar