Sekilas Biasa Saja, Tapi Ada yang Janggal di Baliho Dukungan Ivan Dicksan Menjadi Wali Kota Tasikmalaya

baliho, ivan dicksan, pilkada
Baliho dukungan untuk Ivan Dicksan menjadi Wali Kota yang sudah terpasang di sejumlah tempat diduga terdapat typo penulisan
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Entah terlalu bersemangat atau memang terburu-buru. Namun karena salah cetak tulisan kalimat di baliho. Maknanya pun menjadi berbeda.

Seperti yang terjadi pada baliho bergambar H Ivan Dicksan, yang merupakan Sekda Kota Tasikmalaya berlatar warna putih hijau.

Dalam baliho ukuran 4×6 yang disebar oleh relawan SAHIDAN (Sahabat Ivan Dicksan)tersebut. Ada kekeliruan penulisan dalam kata masyarakat. 

Baca Juga:Caleg Muda Adik Kakak Peroleh Suara Terbanyak di Pileg 2024 Kota Tasikmalaya, Paling Sedikit dari Caleg SeniorPemilu 2024 Jadi Keruntuhan Bagi PPP, Hanya Meraih 3,87 Suara Tak Bisa Masuk Senayan

Tertulis dalam baliho tersebut “Masyakarat Kota Tasikmalaya Mendukung Sepenuh Hati Bapak H Ivan Dicksan sebagai calon Wali Kota Tasikmalaya”.

Tentu hal ini menjadi sebuah kekeliruan, maksud dari tulisan “Masyakarat” itu yakni “Masyarakat”.  Meskipun makna dari dua kata tersebut berbeda.

Misal berdasarkan kamus besar Bahasa Indonesia. Masyarakat artinya sekumpulan individu yang hidup bersama, bekerjasama untuk kepentingan bersama.

Sedangkan “Masyakarat” tidak ada artinya secara kamus bahasa Indonesia. Namun dimata publik itu identik dengan masa habis pakai. Sehingga adanya kesalahan penulisan dari masyarakat menjadi masyakarat pun menjadi bahan pertanyaan publik.

“Masyarakat dan masyakarat itu berbeda maknanya. Jadi ganjil juga membacanya di baliho. Meskipun saya paham maksudnya masyarakat mungkin,” ujar Daud (49), warga di Jalan Gunung Tujuh, Sukarindik, Kota Tasikmalaya.

Hal sama juga dikatakan warga di Jalan Mangin, yang baliho SAHIDAN bergambar Ivan Dicksan terpasang di dekat tukang tambal ban. Menurutnya, dia baru sadar jika kata- kata yang disampaikan dalam baliho tersebut ada kekeliruan.

“Saya baru ngeuh. Ada keliru, mungkin bikinnya terlalu rusuh,” ungkap Anjar (30), warga sekitar. (vil)

0 Komentar