Sebelum Meninggal, Siswi SMK Pancasila Manonjaya Sempat Berpamitan kepada Teman-temannya

Siswi SMK Pancasila Manonjaya
Guru Pembina Pramuka di SMK Pancasila Manonjaya Ramdani Rahmat Saputra (kanan) bersama murid-muridnya menceritakan kenangan Gina Putri Pebriana, Rabu, 14 Agustus 2024. (Radika Robi Ramdani/Radartasik.id)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Di sudut tenang Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, kabar duka menyelimuti lingkungan SMK Pancasila. Gina Putri Pebriana, seorang siswi kelas X yang dikenal ceria dan aktif, menjadi korban kecelakaan tragis di perlintasan kereta api tanpa palang pintu pada Selasa sore, 13 Agustus 2024. Kepergiannya meninggalkan luka mendalam bagi keluarga, teman, dan guru yang pernah mengenalnya.

Gina, siswi SMK Pancasila Manonjaya yang mengambil jurusan Bisnis Daring dan Pemasaran (BDP), adalah sosok yang ceria dan selalu bersemangat dalam kesehariannya. Bahkan pada hari naas itu, Gina sempat mengikuti latihan Pramuka di sekolah.

Ramdani Rahmat Saputra, pembina Pramuka di SMK Pancasila, mengingat momen terakhir ketika Gina berpamitan dengan teman-temannya.

Baca Juga:Yuk Ikuti Survei Popularitas dan Elektabilitas Bakal Calon Wali Kota Tasikmalaya 2024-2029Korban KDRT Trauma Berat, Keluarga Selebgram Asal Bogor Minta Hukuman Berat untuk Pelaku

”Tadinya mau merencanakan latihan sambil ngaliwet dan Gina ini menanyakan kapan pulang ke saya. Posisi terakhir Gina bilang pamit dan sempat salaman dulu semua dengan teman-teman yang latihan berjumlah 21 orang,” ujar Ramdani ketika diwawancara Radartasik.id, Rabu, 14 Agustus 2024.

Menurut Ramdani, Gina baru beberapa kali mengikuti kegiatan Pramuka, tetapi dia sudah menunjukkan potensi yang besar. Meski baru satu bulan bersekolah di SMK Pancasila, Gina mudah bergaul dan selalu menunjukkan rasa hormat kepada guru-gurunya.

Pada sore itu, Gina dibonceng oleh saudaranya, Yanyan Ardiansyah, yang juga teman sekelasnya. Namun, di perjalanan pulang, kecelakaan tak terhindarkan, merenggut nyawa Gina di dekat perlintasan kereta api tanpa palang pintu di Jalan Pasirpanjang.

Yanyan, yang sangat terpukul, hingga kini belum kembali ke sekolah dan terus didampingi oleh orang tuanya.

”Kami khawatir terhadap kondisi korban (Yanyan), sampai celana kemarin yang dipakai saat latihan Pramuka masih digunakan. Bahkan malamnya saat ditemui, tidak bisa diajak bicara,” ungkap Ramdani.

Ketika mendengar raungan ibu korban, Yanyan seperti ketakutan. Bahkan sempat dihibur malam harinya. ”Semua siswa sudah diimbau, untuk ke depannya ketika mengendarai kendaraan harus dipenuhi aturannya. Kendaraannya harus layak, memiliki SIM juga, ketika berboncengan juga harus hati-hati,” tuturnya.

Rasa kehilangan yang mendalam juga dirasakan oleh sahabat dekat Gina, Anisa, siswi kelas X Desain Komunikasi Visual (BKV).

0 Komentar