Sebanyak 21 Ibu Hamil di Kelurahan Setiawargi Alami KEK

stunting di Kota Tasikmalaya
Seorang ibu di Kampung Cikuda Kelurahan Setiawargi, Kecamatan Tamansari memangku anaknya di teras rumah, Kamis (15/8/24). (Ayu Sabrina/Radartasik.id)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Sebanyak 21 ibu hamil di Kelurahan Setiawargi, Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya, terindikasi mengalami Kekurangan Energi Kronis (KEK), kondisi yang dapat memengaruhi kesehatan janin dan meningkatkan risiko stunting pada bayi yang dilahirkan.

KEK terjadi ketika ibu hamil tidak mendapatkan asupan gizi yang cukup dalam jangka waktu lama, yang dapat berdampak buruk pada perkembangan janin.

Koordinator Kader Posyandu Setiawargi, Oom Maryamah, mengungkapkan bahwa berbagai faktor, termasuk lingkungan dan kurangnya pengetahuan mengenai pola makan bergizi, berkontribusi terhadap tingginya kasus KEK di daerah tersebut.

Baca Juga:Majelis Masyayikh dan Pimpinan Ponpes se-Kota Tasikmalaya Deklarasikan Dukungan pada KH Aminudin untuk PilkadaBau Tidak Sedap dari Alokasi Rp 913 Juta untuk Seragam Linmas di Kota Tasikmalaya

“Ada yang memang dari lingkungannya, ada juga yang saat kecilnya kekurangan gizi, meskipun bayinya lahir normal,” ujar Oom, Minggu 18 Agustus 2024.

Kondisi KEK pada ibu hamil dapat dilihat dari beberapa indikator seperti ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA), indeks massa tubuh, dan tinggi badan. Bayi yang lahir dari ibu dengan KEK berisiko memiliki Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), yang merupakan salah satu faktor utama penyebab stunting.

Untuk mengatasi masalah ini, para ibu hamil yang terindikasi KEK di Setiawargi telah menerima Pemberian Makanan Tambahan (PMT) lokal dan pemantauan rutin setiap bulan selama program berjalan selama empat bulan.

Namun, melihat kondisi masing-masing keluarga ibu hamil yang mengalami KEK, Oom menduga di wilayah itu banyak warga belum memahami pentingnya mengonsumsi makanan bergizi.

Masih serba tradisional. Keterbatasan ide olah makanan juga jadi satu faktor abainya konsumsi makanan bergizi bagi ibu hamil dan balita.

“(gizinya) ada yang tercukupi ada yang enggak, seperti di sini (Setiawargi). Kalau makan biasa di kampung mah padahal makanan yang di kampung itu ada seperti singkong, tapi kalau ngolahnya enggak bisa. Kebetulan di Pokmas makanan sehat khusus untuk ibu hamil jadi beraneka ragam,” ungkapnya.

Kendati demikian, program kesehatan masyarakat setempat, termasuk upaya Pokmas dalam menyediakan makanan sehat khusus untuk ibu hamil, diharapkan dapat membantu mengurangi angka KEK dan mencegah stunting pada generasi mendatang. (Ayu Sabrina)

0 Komentar