SDN Galunggung Gelar Workshop Penguatan Kurikulum Merdeka

SDN Galunggung
Guru SDN Galunggung Kota Tasikmalaya mengikuti workshop penguatan implementasi kurikulum merdeka dan pengimbasan Gampang Asyik dan Menyenangkan (Gasing) Matematika.
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – SDN Galunggung Tasikmalaya melaksanakan workshop penguatan implementasi kurikulum merdeka dan pengimbasan Gampang Asyik dan Menyenangkan (Gasing) Matematika terhadap para guru di SD Negeri Galunggung, Kamis (12/10/2023).

Dengan tema menjadi guru profesional, mendidik dengan cinta diharapkan para guru di SDN Galunggung bisa mendidik siswanya dengan metode menyenangkan serta kasih sayang dan perhatian agar siawa nyaman dan senang ketika proses pembelajaran.

Kepala SDN Galunggung Kota Tasikmalaya Hj N Oon SPd mengatakan , menyambut tahun ajaran 2023/2024, berbagai upaya dilakukan sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan, di antaranya melengkapi sarana dan prasarana pendidikan serta meningkatkan kualitas tenaga pendidik.

Baca Juga:Acer Aspire 3 Spin Tipis dan Serbaguna, Cek Spesifikasinya!SMK Yayasan Islam Peringati Maulid Nabi dengan Menampilkan Kesenian Islam

Sebagai salah satu lembaga pendidikan yang memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas guru, SDN Galunggung menyelenggarakan kegiatan workshop implementasi kurikulum merdeka. Termasuk pengimbasan Gasing Matematika.

Menurutnya, tujuan kegiatan workshop implementasi kurikulum merdeka sendiri, untuk meningkatkan kompetensi peserta didik melalui pembinaan guru dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran sesuai dengan program dan kebijakan merdeka belajar.

Kurikulum merdeka dikembangkan sebagai kerangka kurikulum yang lebih fleksibel, sekaligus berfokus pada materi esensial dan pengembangan karakter dan kompetensi peserta didik. Karakteristik utama dari kurikulum ini yang mendukung pemulihan pembelajaran adalah pemulihan pembelajaran berbasis projek untuk pengembangan soft skills dan karakter sesuai profil pelajar Pancasila.

“Fokus pada materi esensial sehingga ada waktu cukup untuk pembelajaran yang mendalam bagi kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi,” terang Oon, kepada Radar.

Kemudian, lanjut dia, pemulihan fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang terdiferensiasi sesuai dengan kemampuan peserta didik dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal. (Diki Setiawan)

0 Komentar