TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Mewujudkan implementasi kurikulum merdeka belajar, SMAN 1 Tasikmalaya rutin melaksanakan Satas Exion (Satu Tasikmalaya Expressing Your Action). Tujuannya sebagai bentuk unjuk kebolehan bakat yang dimiliki siswa, dengan setiap bulan ada dua kali penampilan.
Kepala SMAN 1 Tasikmalaya Dr H Yonandi SSi MT mengatakan, Satas Exion ini sebagai wadah ujuk talenta para siswa SMAN 1 Tasikmalaya dalam menampilkan bakat mereka, seperti; pidato bahasa, debat, dakwah, tari, menyanyi, musikalisasi puisi, dan lainnya. Dengan wadah itu, para siswa pun dapat menggali dan mengembangkan potensi kreativitas bakat dan keterampilannya.
“Diharapkan agar satu siswa di SMAN 1 Tasikmalaya memiliki satu prestasi,” katanya kepada Radar, Senin (6/6/2023). Artinya, Satas Exion ini sesuai semangat sekolah agar memiliki siswa sukses dengan menerapkan 3K yakni kabisa, karakter, katarima.
Baca Juga:Jaring Bakat Siswa Tasikmalaya Lewat Citapen BergeloraUnsil Tasikmalaya Lantik 750 Wisudawan, Rektor: Wisuda Bukanlah Purnatugas!
“Salah satunya Satas Exion ini wujud kabisa siswa dalam menyumbangkan bakatnya. Setelah mereka tampil pun kita memberikan apresiasi,” ujarnya.
Ia pun menambahkan, selain Satas Exion SMAN 1 Tasikmalaya membuat pameran prestasi pencapaian siswa dan guru hingga akhir Juli.
“Dalam pameran ini yang ditampilkan hasil prestasi selama saya menjabat di sekolah. Mulai dari akademik, non akademik, alat peraga pendidikan, dan lainnya,” katanya.
Misalnya diperlihatkan piala selama 2023, unjuk karya proyek penguatan profil pelajar Pancasila, karya digital, karya buku guru dan siswa, unjuk karya hasil praktikum dan alat peraga pendidikan.
“Pameran prestasi pencapaian siswa dan guru ini untuk memperlihatkan kepada orang tua siswa dan umum bahwa SMAN 1 Tasikmalaya memiliki kemampuan akademik dan non akademik yang baik,” ujarnya.
Menambahkan, Ketua Pelaksana Pameran Prestasi Pencapaian Siswa dan Guru SMAN 1 Tasikmalaya Deki Giatama SPd menjelaskan, pameran prestasi pencapaian siswa dan guru ini, menampilkan penghargaan, produk buku, guru penggerak, proyek penguatan profil pelajar Pancasila, Prakarya dan Kewirausahaan PKWU, dan lainnya.
“Memotivasi dan mewadahi siswa dan guru untuk lebih berkreativitas. Misalnya ada guru PPKn membuat alat peraga museum mini dan siswa membuat PKWU dari barang-barang bekas,” katanya.