Sampah Tidak Hanya di Daratan

CIHIDEUNG, RADSIK – Satgas Tasik Resik diminta untuk tidak tanggung dalam melakukan gerakan bersih-bersih sampah. Selain di bahu-bahu jalan, sampah di saluran air pun jangan luput dari penanganan.

Hal itu diungkapkan Ketua Lembaga Penyelamat Lingkungan Hidup Indonesia (LPLHI) Kota Tasikmalaya Asep Depo. Pihaknya melihat gerakan bersih-bersih satgas terfokus di TPS liar yang ada di bahu-bahu jalan saja. “Kebanyakan kan sampah yang diangkut itu yang menumpuk di bahu-bahu jalan kan,” ungkapnya kepada Radar, Rabu (4/1/2023).

Sementara, tidak sedikit warga tak bertanggung jawab yang membuang sampah ke sungai. Maka dari itu pihaknya meminta Satgas tidak mengabaikan aliran-aliran sungai juga agar bersih dari sampah. “Dari mulai selokan sampai sungai besar harus bersih juga, itu kan pencemaran lingkungan,” ucapnya.

[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]

Sampah-sampah di sungai kerap luput dari perhatian karena tercecer. Beda dengan di daratan yang cenderung menumpuk dan lebih terlihat. “Padahal kalau ditumpuk, sampah disungai juga volumenya banyak,” terangnya.

Terpisah, Wakil Ketua DPRD Kota Tasikmalaya Muslim Msi mendorong agar armada pengangkut sampah ditambah. Diketahui bakal turun hibah armada dari Pemprov DKI Jakarta, yang diharapkan bisa menambal kekurangan armada yang dihadapi Kota Resik. “Jadi mumpung tidak ada beban politis, bisa seleluasa mungkin mengakselerasi pembangunan dengan orientasi menuntaskan pekerjaan rumah yang selama ini belum diminimalkan,” harapnya.

Jangan Lupakan Stunting dan Kemiskinan

Muslim juga meminta pemerintah daerah tidak hanya fokus pada persoalan sampah. Urusan lain seperti angka stunting, kemiskinan dan pengangguran juga harus mulai digarap awal tahun ini agar bisa segera tuntas. Angka stunting dan pengangguran masih cukup tinggi, baik secara statistik maupun fakta di lapangan.

“Stunting di Kota Tasikmalaya jumlahnya cukup tinggi. Dari angka kelahiran 40 ribu per tahun, ada sekitar empat hingga lima ribu anak di Kota Tasik alami stunting. Tentu ini harus jadi program prioritas,” kata Muslim.

Padahal, lanjut dia, sejumlah perkembangan niaga dan pembangunan sektor swasta belakangan ini masif terjadi di beberapa titik Kota Tasikmalaya. Seperti franchise dari brand-brand nasional, bahkan Internasional. Sayangnya tidak diimbangi dengna penyelesaian persoalan yang menyelimuti masyarakat.

“Pemkot harusnya bisa jembatani itu. Investor mulai ramai lagi masuk ke daerah, harusnya bisa mendongkrak (pengurangan) angka kemiskinan, pengangguran dan persoalan lainnya karena daerah ini secara ekonomi kelihatannya terus bergeliat,” analisis Muslim.

Menurutnya, Pj wali kota bisa memfokuskan program kegiatan organisasi perangkat daerah (OPD) untuk menekan persoalan-persoalan tersebut. Seperti salah satunya pada penanganan sampah terus menunjukan progres serius untuk dibenahi seiring dengan dilakukannya beberapa inovasi. Meski di sisi lain, upaya penyadaran kepada masyarakat selaku produsen sampah rumah tangga juga belum tergarap.

“Termasuk kita juga menekankan adanya tempat pembuangan sampah di Jalan Cieunteung, dimana posisinya berada di depan sekolah dasar. Itu menjadi catatan untuk diperhatikan dalam menjamin kenyamanan siswa pembelajaran dan aktivitas di sekolah. Di sisi lain, semua OPD sesuai dengan arahan Pj wali kota bahwa setiap minggu ada kegiatan bersih-bersih sampah dan pengangkutan sampah yang tidak maksimal oleh Dinas LH, bisa kontinyu,” papar Muslim. (rga/igi)

[/membersonly]

Belum berlangganan Epaper? Silakan klik Daftar!