Rumah Roboh Sampai TPT Ambruk Mengiringi Musim Hujan di Kota Tasikmalaya

rumah roboh
Rumah salah satu warga di Kecamatan Purbaratu ambruk. foto: IST/BPBD
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Wilayah Kota Tasikmalaya beberapa hari ini diguyur hujan cukup deras. Ini menandai berakhirnya musim kemarau yang telah berlangsung selama beberapa bulan. Namun masuknya musim hujan juga ternyata membawa dampak lain bagi masyarakat.

Tercatat ada sejumlah bencana terjadi ketika hujan turun di Kota Tasikmalaya. Mulai dari pohon tumbang menimpa rumah, atap rumah ambruk hingga longsornya TPT.

“Laporan masuk berupa kejadian rumah roboh yang terjadi pada saat hujan beberapa hari yang lalu, itu pun kondisi rumah sudah lapuk,” kata Kepala Bidang Penanggulangan Bencana pada BPBD Kota Tasikmalaya, Asep Sudrajat Hadiparaja (Asud), Jumat (24/11/2023).

Baca Juga:Rintis PDAM, SPAM Terbengkalai Akan Diambil Alih Pemerintah Kota TasikmalayaPelanggan Tahu-Tempe “Kabur” Gara-Gara Ukurannya Diperkecil

Tak hanya itu, hujan deras juga mengakibatkan Tembok Penahan Tanah (TPT) tergerus air di wilayah Kampung Saripin, Kelurahan Sukanagara, Kecamatan Purbaratu. Di dekatnya terdapat satu rumah tinggal yang posisinya terancam.

“TPT yang roboh itu mengancam satu rumah tinggal,” katanya.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tasikmalaya menghimbau, masyarakat meningkatkan kesiapsiagaan selama musim hujan.

Meski intensitasnya belum merata di seluruh wilayah, perubahan cuaca dari musim kemarau ke musim hujan, dikatakan Asud disertai dengan cuaca ekstrem.

“Dalam menghadapi musim hujan kami menghimbau kepada masyarat untuk menghindari aktivitas di lereng yang curam,” kata Asud.

Salah satu yang harus dihindari, lanjutnya, adalah jangan membuang sampah ke sungai. Sebab hal itu akan membuat terhambatnya arus air dan dapat menyebabkan banjir.

Saluran drainase pun demikian. Saluran-saluran air yang kecil seperti selokan di depan rumah sebisa mungkin dibersihkan dari sampah dan sedimentasi agar ketika hujan turun air tidak meluap.

“Kalau perlu membuat biopori dan sumur resapan untuk wilayah yang topografinya datar. Meningkatkan kewaspadaan, terutama warga yang tinggal di wilayah rawan banjir, longsor dan rumah yang sudah lapuk,” imbaunya.

Baca Juga:Minta Jam Pelajaran Agama Ditambah, Ketua Dewan Pendidikan Ciamis Sebut Darurat MoralSoal BLT El Nino, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Ciamis Kebingungan

Disisi lain, kata dia, distribusi air bersih ternyata juga masih tetap dilakukan. Meski, frekuensi kekeringan sudah mulai berkurang. Di 9 kecamatan yang terdampak kekurangan air, pengiriman hanya dilakukan ke 6 titik (tangki) per hari.

0 Komentar