Ribuan Siswa SMA di Korsel Memilih Drop Out dan Ambil Paket C Demi Masuk PTN?

Siswa SMA di Korsel Memilih Drop Out dan Ambil Paket C Demi Masuk Perguruan Tinggi Negeri
Siswa SMA di Korsel Memilih Drop Out dan Ambil Paket C Demi Masuk Perguruan Tinggi Negeri. (Foto ilustrasi: Dongla)
0 Komentar

RADARTASIK.ID – Sebanyak 38 ribu siswa SMA di Korea Selatan sengaja drop out dari sekolah formal dan memilih pendidikan informal paket C untuk melanjutkan pendidikan setelah sebelumnya mematangkan kemampuan melalui les secara mandiri di rumah.

Hal itu mereka lakukan agar bisa lebih fokus belajar dan mengejar bisa ikut CSAT –sama dengan SNMPTN di Indonesia– lebih awal atau juga memperbesar peluang masuk perguruan tinggi negeri di tengah ketatnya persaingan.

Informasi ini disampaikan salah satu akun sosial media X @bintang dan juga ditulis blog korea, Dongla.

Baca Juga:Menikmati Ketenangan Pantai Ujung Piring Jepara, Bisa Berkemah Sambil MancingBerlibur ke Bali dan Tidur di Penginapan Murah Tapi Mewah, Harga Melati, Rasa Bintang Tinggi

Disebutkan bahwa para analis pendidikan di negara itu menyebut fenomena drop out para siswa SMA disebabkan banyak faktor.

Pertama, adalah suasana belajar di sekolah formal kurang nyaman bagi siswa yang memang berniat benar-benar menggali ilmu di sekolah sementara teman-temannya yang lain malah bermain dan bercanda. Hal ini membuat siswa merasa terganggu.

Selain itu ada juga yang drop out untuk menghindari bullying yang sudah masif di sekolah-sekolah menengah atas. Para siswa mendapat dukungan dari orang tua mereka untuk keluar dari sekolah formal kemudian mengambil les, serta melanjutkan pendidikan melalui paket C.

Dengan cara ini mereka bisa lebih fokus mempelajari sesuatu dan memperbesar peluang untuk bisa mendapatkan nilai tinggi saat mengikuti tes CSAT, atau tes penerimaan mahasiswa perguruan tinggi.

Meski ada kekhawatiran mereka kurang dapat bersosialisasi dan mendapat teman, namun para orang tua berpikir hal itu bisa mereka dapatkan nanti setelah kuliah.

Dunia pendidikan di Korea Selatan beberapa waktu lalu juga pernah dihebohkan dropoutnya seorang anak jenius karena dibully teman-teman mereka di sekolah.

Selain itu para guru di sekolah formal juga dinilai lebih sering mengabaikan hak anak didik untuk mendapat pelajaran sehingga mereka hanya mendapat sedikit ilmu.

Baca Juga:Rp 1 M untuk Jadikan Depo Pasar Ikan Sebagai Kantor Damkar Kota TasikmalayaPunya Lahan Pertanian Luas, Anak Muda Ciamis Ternyata Lebih Banyak Memilih Bekerja di Pabrik

Karena itu banyak dari mereka yang memilih drop out sejak kelas 1 atau 2 dan fokus mengejar pelajaran yang diinginkan dengan cara les, kemudian mengambil paket C setahun untuk legalitas daftar ke kampus tujuan.

0 Komentar