Rencana Relokasi dan Penataan PKL Alun-Alun Singaparna Tasikmalaya, Para Pedagang Mengeluhkan Akan Adanya Ancaman Penurunan Penghasilan

Relokasi dan Penataan PKL Alun-Alun Singaparna
Rencana relokasi dan penataan Alun-Alun Singaparna Tasikmalaya ditanggapi beragam para pedagang, Selasa 20 Februari 2024. (Fitriah Widayanti / Radartasik.id)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Rencana relokasi dan penataan PKL Alun-Alun Singaparna disambut beragam para pedagang. Namun, mereka khawatir dengan adanya penataan penghasilan mereka akan menurun.

Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya ingin menjadikan pedagang kaki lima (PKL) yang ada di Singaparna sebagai destinasi wisata tematik seperti yang telah berjalan di kota-kota lain di Indonesia.

Nantinya para PKL akan dijadikan sebagai tempat wisata kuliner yang tak hanya menyajikan beragam makanan dan minuman, tapi juga ada unsur hiburannya.

Baca Juga:Menuju PAUD Berkualitas, Disdikbud Kabupaten Tasikmalaya Tingkatkan Kapasitas Tenaga Kependidikan Anak Usia DiniHarga Beras Meroket, Pemdes Jatihurip Kabupaten Tasikmalaya Distribusikan Bantuan Beras

Menanggapi wacana pemerintah tersebut, sejumlah PKL di kawasan Alun-Alun Singaparna menyambut positif dan mendukung langkah yang akan dilakukan Pemkab Tasikmalaya.

Risa (36), pedagang minuman asal Mangunreja menyetujui wacana Pemkab Tasikmalaya yang ingin menjadikan PKL sebagai destinasi wisata tematik asalkan lokasinya tidak jauh dari tempat tinggalnya.

“Kalau jauh mah gak tau, tapi kalau dekat mah ya kan dekat dari rumah jadi gampang kalau harus ke sana kemari,” kata Risa kepada Radar, Senin (19/2/2024).

Pedagang lainnya Adi (45), perantau asal Surabaya mengaku setuju dengan harapan pemerintah mau menanggung semua fasilitas untuk berjualan. “Kalau saya sih setuju asal fasilitasnya semuanya dari pemerintah. Kita hanya modal meja sama peralatan aja yang penting tertata rapi,” ujarnya.

Ia juga berharap pemerintah menyeragamkan ukuran lapak atau meja untuk tempat berjualan sehingga akan tampak lebih rapih dan tertata.

“Kalau saya sih kepengennya ukurannya sama misalnya semeter lima puluh, ya semeter lima puluh semua tak peduli itu dagang apa. Jadi rapih, bersih gitu. Setiap pojok ada tempat sampah, bagus itu tertata rapi kayak di Surabaya kan gitu. Jadi keliatannya bersih. Orang mau makan juga enak,” ujarnya.

Sementara itu, Reno (45) yang biasa berjualan sosis bakar dan burger mengaku setuju dan tidak setuju dengan wacana Pemkab Tasikmalaya yang ingin menjadikan PKL sebagai destinasi wisata tematik. “Kalau saya setuju dan gak setuju. Saya mah ngikut aja apa kata pengelola. Tapi kalau harus direlokasi ke tempat lain saya gak setuju,” ungkapnya.

0 Komentar