Produksi Air Bersih Terganggu

Produksi Air Bersih Terganggu
TERGANGGU. Petugas saat memperbaiki intake air yang tersumbat sampah dan sedimentasi lumpur di Sungai Citanduy belum lama ini. Foto: cecep herdi / radar tasikmalaya
0 Komentar

BANJAR, RADSIK – Intensitas hujan yang tinggi menyebabkan produksi air bersih milik Perumdam Tirta Anom Kota Banjar kurang optimal. Pasalnya, meluapnya air Sungai Citanduy di bagian hulu karena intensitas hujan menyebabkan mulut intake menuju saluran instalasi pengolahan air tersumbat sampah dan mengalami sedimentasi.

“Produksi air bersih saat ini kurang optimal karena ada dampak dari cuaca ekstrem. Sering meluapnya aliran air Sungai Citanduy menyebabkan terganggunya instalasi pengolahan air, karena intakenya sering tersumbat oleh sampah dan juga terjadi sedimentasi lumpur sungai,” kata Kepala Bagian Hubungan Langganan Perumda Tirta Anom, Yog Yazid, Kamis (3/11/2022).

[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]

Baca Juga:Belum Terpikir Bayar DendaKH Asep Serap Aspirasi Masyarakat Ciamis

Kata dia, akibat produksi air tidak optimal, perusahaan plat merah itu merugi hingga Rp 200 juta. “Tidak terjualnya air bersih kepada pelanggan secara otomatis menimbulkan kerugian dari pendapatan rekening air,” ucap Yogi.

Ia menjelaskan, kerugian rekening air bersih terlihat dari billing sistem penerimaan bulanan. Adapun upaya meminimalkan kerugian tersebut, kata Yogi, harus ada peningkatan pelayanan yang menjadi prioritas utama. Misalnya melalui layanan penjualan air bersih dengan menggunakan mobil tangki.

“Ganguan distribusi air bersih yang sulit diprediksi, dipastikan langsung ditanggulangi. Kami mohon maaf kepada seluruh pelanggan jika proses penanggulangan itu tak berlangsur cepat,” kata dia.

Sementara itu, debit air Sungai Citanduy yang melup juga tidak hanya mengganggu produksi air bersih. Namun tiga tiang pancang jembatan Parunglesang juga parah beberapa waktu lalu. Akibatnya, jembatan pertama yang dibangun di Kota Banjar itu tidak lagi bisa dilalui kendaraan bertonase berat.

“Salah satu dampak dari luapan Sungai Citanduy yang menyebabkan beberapa tiang pancang jembatan mengalami patah. Untuk mengantisipasi semakin buruk kondisi jembatan, kita pasang pembatas kendaraan setinggi 2,4 meter sambil menunggu juga proses perbaikan tiang pancangnya yang rusak,” kata Kepala Bidang Binamarga Dinas PUTR Kota Banjar Agus Saparudin. (cep)

[/membersonly]

Belum berlangganan Epaper? Silakan klik Daftar!

0 Komentar