Pria Ini Sebut Kuota PPDB di Kota Tasikmalaya Banyak Diembat “Orang Dalam”

ppdb
ilustrasi: net
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) telah tiba. Para orang tua mulai berburu sekolah favorit untuk anak-anak mereka. Baik negeri maupun swasta.

Bagi keluarga kelas menengah ke atas, sekolah swasta favorit yang bergengsi masuk dalam daftar atas prioritas demi manfaat akademis dan sosial.

Sedangkan bagi masyarakat dengan ekonomi pas-pasan menyekolahkan anak ke sekolah negeri adalah prioritas dengan harapan biaya pendidikan bisa lebih ringan.

Baca Juga:Ini Dia Nama-Nama Bakal Calon Pendamping H Yusuf yang Diusulkan PAN di Pilkada 2024!Jelang Pilkada 2024, Kota Tasikmalaya Padat Kandidat, Gelagat Kepemimpinan Darurat!

Seperti diungkap warga Bungursari, Asep Solehudin, yang menyebut perlu mengeluarkan isi dompet lebih banyak jika mesti menyekolahkan anak ke sekolah swasta.

“(Biaya sekolah) jelas mahal di Bungursari yang tidak punya SMA negeri. Pengen sekolah negeri, tapi jauh di Cibungkul, Indihiang. Relatif murah sekolah negeri, ditanggung pemerintah. Pengen sekali,” ujarnya pada Selasa 11 Juni 2024.

Ia mengakui beberapa sekolah swasta memang memberikan program beasiswa dan bantuan bagi anak dari keluarga tidak mampu. Namun program itu tak bisa dirasakan oleh semua pelajar. Kompetisi dalam bidang prestasi akademik sangat menentukan. “Ada (program), cuman kepentingan,” tandasnya.

Dia menyebut bahwa rata-rata pendapatan masyarakat Bungursari tidak sepadan dengan biaya sekolah yang harus dikeluarkan. Belum lagi, mereka yang bisa masuk kuota negeri, juga kerap mengandalkan ‘jalur orang dalam’.

“Miris. Udah biasa. Ada jalur zonasi, prestasi, sementara orang punya kuasa jalur istimewa (orang dalam, red). Sudah seperti hal lumrah itu. Coba tanya dewannya satu-satu. Pasti mereka punya kuasa untuk masukkan ke mana saja,” cetusnya.

Ia kemudian membandingkan dengan kondisi kemampuan ekonomi di Kecamatan Bungursari. Banyak masyarakat yang masih kesusahan untuk penghidupan. Apalagi untuk membiayai pendidikan.

“Swasta ada program pemerintah, tetapi belum terjangkau. Lihat di letak geografis, kecamatan Bungursari, termasuk kecamatan paling termiskin. Pemkot ada di Bungursari, kenapa kecamatan termiskin? Pendidikan SMA negeri belum ada,” ucap Asep.

Baca Juga:Supriana Dapat Dukungan dari ‘Ajengan Tajug’ untuk Maju di Pilkada BanjarYanto Oce dan Strategi Silent Majority di Pilkada Kota Tasikmalaya 2024!

Begitupun yang disampaikan Tatang, bahwa kini anaknya tengah mendaftar ke SMAN 4 Tasikmalaya. Ia pun cemas, akankah jalur zonasi meloloskan buah hatinya menjadi siswa sekolah negeri.

0 Komentar