Pose Injak Kepala Siswa SMP di Tasikmalaya Hanya Bercanda, Sekolah Lalai Mengawasi

Injak Kepala Siswa SMP di Tasikmalaya Hanya Bercanda
Muslim MSI - Dede Muharam
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Meskipun hanya candaan iseng, pose sejumlah siswa SMP di  Tasikmalaya yang menginjak kepala temannya dianggap bukan hal wajar. Hal ini perlu menjadi evaluasi bagi lembaga pendidikan dalam pengawasan perilaku siswa.

DPRD Kota Tasikmalaya menyesalkan dengan kegaduhan yang terjadi akibat foto candaan siswa yang menunjukkan aktivitas bullying. Apalagi hal tersebut terjadi di lingkungan sekolah bahkan ruang kelas.

Wakil Ketua DPRD Kota Tasikmalaya Muslim MSI mengatakan hal tersebut mungkin dianggap biasa oleh para siswa yang terlibat. Namun hal itu justru menjadi persoalan terhadap pengawasan dari pihak sekolah. “Bagi mereka mungkin biasa, tapi bagaimana pun perilaku tersebut berlebihan,” ungkapnya kepada Radartasik.id, Jumat (29/9/2023).

Baca Juga:Pemisahan Penonton Konser Musik di Kota Tasikmalaya Tak Lazim, Perlu Dihitung UrgensinyaSiswi Kelas 2 SDN Cipari III Masuk Juara Lomba Pupuh Tingkat Kota Tasikmalaya, Lestarikan Seni Budaya Sunda

Apalagi gambar pose siswa menginjak kepala temannya itu tersebar di publik. Sampai akhirnya membuat kegaduhan, terlebih warganet sedang dihebohkan dengan kasus kekerasan pelajar di Cilacap. “Tetap menurut kami ini tidak bisa dianggap biasa saja,” ucapnya.

Belum lagi. kata Muslim, candaan seperti itu menurutnya rawan bedampak luka. Baik luka secara fisik maupun psikis. “Efeknya bisa malah jadi persoalan hukum,” katanya.

Apa yang terjadi tentunya menjadi bahan evaluasi bagi pihak sekolah dan juga Dinas Pendidikan. Supaya bisa bisa lebih mengedukasi guru dan siswa terkait batasan-batasan perilaku. “Sekolah harus memberikan pembinaan kepada siswanya, dan Dinas Pendidikan juga harus memberikan pembinaan kepada pihak sekolah,” tuturnya.

Hal serupa juga diungkapkan Ketua Komisi IV DPRD Kota Tasikmalaya Dede Muharam. Menurutnya kejadian tersebut harus menjadi bahan evaluasi untuk pembelajaran siswa. “Supaya hal serupa tidak terulang, apalagi sampai menimbulkan kegaduhan,” tuturnya.

Karena di era digital dengan informasi yang tidak bisa terbendung berpotensi menimbulkan kesalahpahaman. Terbukti dengan kegaduhan yang muncul dari tersebarnya foto anak tersebut. “Kalau sudah tersebar di medsos kan asumsinya jadi lain,” imbuhnya.

Di samping itu, adegan menginjak kepala orang lain tentunya sangat jauh dari etika dan tata krama. Meskipun bagi anak hanya bercanda, orang tuanya akan punya pandangan yang berbeda. “Orang tua mana yang tidak tersinggung ketika anaknya diperlakukan seperti itu, meskipun hanya bercanda,” ucapnya.(*)

0 Komentar