Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya Galakkan Gerakan ASI Eksklusif

ASI Eksklusif
Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya melaksanakan pengabdian kepada masyarakat di Madrasah Al Ubadillah Bantarhuni, RW 08 Kelurahan Setiamulya, Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya pada Sabtu-Minggu, 24-25 Agustus 2024. (Istimewa for Radartasik.id)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat di Madrasah Al Ubadillah Bantarhuni, RW 08 Kelurahan Setiamulya, Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya pada 24-25 Agustus 2024.

Kegiatan ini dipimpin oleh tim dosen dari Jurusan Keperawatan, yaitu Tetet Kartilah, Sofia Februanti, dan Syaukia Adini, serta didukung oleh sejumlah mahasiswa.

Acara ini diikuti oleh kader posyandu dan ibu menyusui yang memiliki bayi berusia di bawah dua tahun.

Baca Juga:Jelang Peresmian Bendungan Leuwikeris, Akses di Dusun Guha Kabupaten Ciamis DitutupPoltekkes Kemenkes Tasikmalaya Perkuat Kapasitas Perawat dalam Kesehatan Jiwa

Bidan Koordinator dari Puskesmas Tamansari Hj Lilik Herawati STr Keb, hadir mewakili Kepala Puskesmas bersama penanggung jawab program KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) dan bidan wilayah Kelurahan Setiamulya.

Tetet Kartilah, salah satu anggota tim dosen, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan penerapan dari hasil penelitian dosen Prodi Sarjana Terapan Keperawatan dan Profesi Ners Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, tren jumlah ibu hamil dan melahirkan di Kecamatan Tamansari masih tinggi, dengan cakupan ASI eksklusif di atas 80 persen sejak tahun 2022, namun tetap memerlukan upaya peningkatan.

Dalam pandangan Tetet Kartilah, peningkatan kesadaran dan keterampilan masyarakat dalam mempertahankan ASI eksklusif menjadi hal yang penting.

Oleh karena itu, tim pengabdian bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada ibu pasca melahirkan melalui pemberdayaan kader posyandu, ibu postpartum, dan keluarganya.

”Pelatihan ini diberikan secara langsung pada kader posyandu, ibu postpartum dan keluarganya,” ungkap Tetet Kartilah, Jumat, 30 Agustus 2024.

Pelatihan yang diberikan mencakup Stimulasi Oksitosin dan SEFT (Stimulation Emotional Freedom Technique) Menyusui, yang diharapkan dapat meningkatkan produksi ASI dan mencegah stunting.

Baca Juga:Asmara Tak Direstui Orang Tua, dr FA dan ISF Sempat Buka Praktek Bersama di Panyingkiran CiamisHari Pertama Pendaftaran Pilkada Ciamis 2024 Masih Nihil

Setelah menerima pelatihan, kader posyandu diharapkan mampu mengajarkan teknik SOS Menyusui kepada ibu postpartum.

Diharapkan bahwa pelatihan ini akan membantu ibu dalam menyusui bayinya secara eksklusif selama enam bulan pertama dan melanjutkannya hingga dua tahun.

Selain itu, menyusui juga diakui sebagai cara untuk mempercepat pemulihan ibu pasca melahirkan dan mendukung program Keluarga Berencana secara alami.

Menurut tim dosen, antisipasi kekurangan gizi pada bayi sangat penting, terutama selama 1000 hari pertama kehidupan, yang dimulai dari konsepsi hingga dua tahun pertama.

0 Komentar