Dia menceritakan sering berinteraksi dengan masyarakat, mereka sering mengemukakan sebuah adagium bahwa ada uang semua lancar, tak ada uang ya celaka saja. “Ada fulus mulus, mafia fulus mampus. Itu adagium yang sering saya dengar di publik belakangan ini,” keluhnya.
Tesis tersebut bisa terlihat pada Pileg dan Pilpres awal tahun ini. Dimana, dan pada Pileg setidaknya ada 3 partai yang melakukan survei. Menjelang 1 bulan hari H pencoblosan, ketiga partai tersebut hasil surveinya sudah meraih 4 persen, artinya masuk ambang batas Parlementary Trheshould.
Namun pasca perhitungan suara, ternyata ketiganya zonk alias gagal masuk Senayan. “Kondisi tersebut disebabkan tidak kuat menahan Gempuran Angpau dari partai pesaingnya. Itulah nasib partai yang terlalu mendewakan survei,” tuturnya.
Baca Juga:Golkar, PAN dan Nurhayati Nyaman Berkomunikasi, Sinyal Koalisi di Pilkada Kota Tasikmalaya 2024 Terbuka!Saingi Ivan Dicksan, Nurhayati Mulai Tancap Gas Bergerak Maju Menuju Pilkada Kota Tasikmalaya 2024
Ade mengatakan pada Pilpres lalu pun fenomena yang muncul, dimana ada capres yang secara penampilan menawan, cerdas dan berpengalaman sukses memimpin pemerintahan daerah.
Nyaris tidak ada lembaga survei yang mengunggulkannya, namun setelah penghitungan suara terlepas apakah ada kecurangan atau tidak, yang pasti karena isi tasnya terbatas, maka dia harus gigit jari mimpinya belum terwujud. “Lagi-lagi ini pun konon katanya dia tidak mampu menahan gempuran Bansos dari lawan politiknya,” kata Ade.
Dia menambahkan sebagaimana perbincangan di warung bala-bala dan gehu, bahwa Dr H Ivan adalah bakal calon wali kota yang dianggap paling Moncer dan moncorong serta paling punya kans tertinggi menjadi pemenang pada kontestasi pilkada kali ini.
Sudah semestinya semua pendukungnya untuk berfikir keras, memastikan siapa yang pas untuk mendampinginya. “Abah (saya) sudah berbulan roadshow mendatangi para beberapa tokoh masyarakat, maka hasilnya, banyak dari mereka yang merekomendasikan pasangan Dr H Ivan – H Yadi SH,” tutupnya. (K31)