PLN Mengambil Langkah Agresif dalam Transisi Energi Melalui 28 Jalinan Kerjasama pada EBTKE Conex 2023

Transisi Energi
PT PLN (Persero) mengikuti agenda tahunan The 11th EBTKE Conex 2023 dan berkolaborasi dalam pemanfaatan energi bersih dengan berbagai pihak. (Foto: IST)
0 Komentar

Dalam kesempatan itu ia menekankan pentingnya pengembangan teknologi terbaru guna memaksimalkan sumber-sumber EBT yang tersebar. Pemerintah juga mendukung penuh upaya itu melalui berbagai program kebijakan yang memudahkan usaha pada bidang EBT.

“Dream kita (mimpi kita, Red) membangun jaringan koneksi antar pulau, agar potensi yang ada di pelosok-pelosok bisa dinikmati seluruh masyarakat dan industri. Kita punya sumber daya besar, mineral-mineral penting, yang kalau dimanfaatkan dengan teknologi yang tepat akan menjadi dukungan transisi energi dan menumbuhkan ekonomi,” tegas Arifin.

Sementara itu, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menuturkan pihaknya mengambil tindakan nyata untuk mengoptimalisasi kapasitas EBT yang ada dalam sistem PLN. Sekaligus juga membuka potensi-potensi pengembangan baru.

Baca Juga:Sukses Menerapkan SMK3, PLN UIT JBT Raih Penghargaan K3 dari KemenakerDinas KUMKM Perindag Kota Tasikmalaya Kuatkan Kapasitas UMKM dari Hulu Hingga ke Hilir

“PLN mengambil langkah agresif dalam pengembangan EBT di tanah air. Kita sudah petakan potensinya satu per satu dan kita kolaborasikan dengan stakeholder terkait agar transisi energi ini tidak hanya mampu menyediakan energi bersih tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” tutup Darmawan.

Ketua Masyarakat Energi Baru Terbarukan (METI), Wiluyo Kusdwiharto mengungkapkan bahwa transisi energi memerlukan upaya bersama agar tak ada yang tertinggal dalam proses panjang ini.

Melalui acara ini METI mendorong komitmen berbagai stakeholders yang telah terjalin untuk menjadi aksi nyata dalam pengembangan EBT.

“METI memiliki komitmen yang sangat kuat untuk menjadi garda terdepan untuk perubahan dan transformasi menuju energi baru terbarukan. Dengan semangat yang sangat luar biasa ini dan komitmen pemerintah, kami yakin kita akan bisa menerjemahkan kolaborasi ini menjadi tindakan nyata,” ujar Wiluyo.

Ia menambahkan bahwa percepatan transisi energi memerlukan kolaborasi sektor publik maupun swasta. Utamanya untuk pengembangan teknologi EBT dan penghentian penggunaan energi yang tak ramah lingkungan.

“Mari kita semua saling merangkul untuk mewujudkan ekosistem kerja sama yang lebih baik. Karena setiap pemangku kepentingan mulai dari pemerintah, lembaga keuangan, perusahaan, organisasi masyarakat, hingga individu memiliki peran dalam membangun masa depan yang berkelanjutan,” jelasnya. (dik)

0 Komentar