Petani Ciamis Waswas Hadapi Musim Kemarau, Minta Bantuan Pompa untuk Mengairi Sawah

Kekeringan atau El Nino alias musim kemarau diprediksi akan terjadi sampai akhir tahun. Lahan kritis Udara kering
Ilustrasi kekeringan. Pixabay
0 Komentar

CIAMIS, RADARTASIK.ID – Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Ciamis Pipin Arip Apilin meminta Dinas Pertanian Kabupaten Ciamis membantu para petani menghadapi musim kemarau.

Dimana saat ini tanda-tanda musim kering sudah mulai terlihat. Seperti turunnya intensitas dan curah hujan, sampai suhu udara yang mulai terasa lebih panas dari biasanya.

“Petani memerlukan alat untuk tetap dapat mengairi lahan pertaniannya. Dan kalau beli sendiri itu tentu biayanya sangat besar. Semoga ada bantuan bagi para kelompok tani untuk menghadapi kemarau sekarang,” ujarnya kepada Radar, Rabu (7/6/2023).

Baca Juga:Mistis! Ohan Tak Sadar Berkeliling Hutan Selama 4 Hari Tanpa Makan dan Minum, Hari Rabu Ditemukan Sudah LemasSeleksi ASN Tahun 2023 Terancam Batal Dilaksanakan! Ternyata Ini Biangkeroknya

Ia mengatakan sebagian sawah yang ada di Kabupaten Ciamis adalah sawah tadah hujan. Sehingga tidak mungkin ditanami pada saat musim kemarau.

Terkecuali melakukan penyedotan air dari sungai atau sumber lain yang memungkinkan.Namun untuk melakukannya memerlukan biaya yang tidak sedikit. Diperlukan alat sedot air.

“Secara otomatis pastinya menggunakan biaya yang luar biasa (kalau harus nyedot air). Harapan petani selalu ingin musim hujan,” tuturnya.

Ia menyebut bahwa saat ini para petani sudah mulai mengeluh. Mereka tidak bingung karena tidak punya alat itu. Sementara jika tidak menanam, petani akan rugi.

Sebaliknya, jika dipaksakan menanam dengan mengandalkan hujan yang tidak tentu kapan turunnya, petani juga ragu.

“Tetap petani memerlukan air, tetap ada ongkos produksi yang dikeluarkan. Mendingan (kalau) harga hasil pertanian bagus. Kalau jelek harganya, justru akan rugi petani karena nambah ongkos produksi,” katanya.

Ia melanjutkan bahwa kemarau kali ini bisa saja berlangsung lebih lama. Apalagi jika merunut pada perkiraan BMKG dan BRIN beberapa waktu lalu.

Baca Juga:Pajak Kendaraan Bermotor Menyumbang Rp 8,7 Triliun pada PAD Provinsi Jawa Barat Tahun 2022Review Lengkap Harley-Davidson Sportster 48, Motor Ramping dengan Tenaga Monster

Yaitu musim kemarau akan mulai terjadi pada bulan Juni sampai September 2023. Fase kering parah atau puncak fenomena El Nino diprediksi terjadi sekitar bulan Juli-Agustus.

“Artinya pangan di Kabupaten Ciamis bisa terancam kalau sampai kemarau panjang, makanya antisipasi pemerintah harus sejak sekarang,” jelasnya.

0 Komentar