Pesantren Tidak Keberatan ada Konser Band Radja di Dadaha, Tapi Kalau Ada Keributan Langsung Bubarkan!

konser band radja di Dadaha, pesantren al mujahidin, bubarkan
Para pengunjung Dadaha melakukan aktivitas olahraga di depan Stadion Wiradadaha yang menjadi tempat dilangsungkannya konser band Radja akhir pekan ini.
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Penyelenggaraan konser musik band Radja sudah mendapat izin dari warga setempat termasuk pihak Ponpes Al Mujahidin yang ada di lingkungan Dadaha. Namun ketika terjadi kemuzaratan, event harus segera dihentikan.

Pimpinan Ponpes Al Mujahidin KH Yusuf Roni mengaku pihak penyelenggara sudah ada komunikasi dengan dirinya. Mengingat ada tujuan membangun ekonomi masyarakat, dirinya pun menyetujuinya. “Ketika memberikan kemanfaatan ya silakan,” ungkapnya kepada Radar, Kamis (1/8/2024).

Pihaknya pun tidak memungkiri event-event di Dadaha biasanya memberikan dampak yang positif terhadap perekonomian di lingkungan. Di mana UMKM pun bisa ikut bergeliat kecipratan rezeki dari banyaknya orang yang datang. “Ada tenda-tenda untuk pedagang juga kan,” ucapnya.

Baca Juga:4 Jenazah dalam 3 Hari di Tasikmalaya, dari Mahasiswa, Perempuan Muda Sampai LansiaTim Pilkada PAN Mendekat ke Aminudin Busthomi, Mau Dijadikan Pasangan Yusuf di Pilkada Kota Tasikmalaya?

Kendati demikian pihaknya tetap mengingatkan agar penyelenggaraan berjalan kondusif. Ketika ada hal-hal di luar kontrol yang malah menimbulkan kemudharatan, maka konser band Radja itu harus dibubarkan. “Meskipun belum berjalan pun kalau menjadi mudharat ya tidak usah dilaksanakan,” ujarnya.

Apalagi ketika terjadi hal-hal yang di luar kendali seperti keributan dan perusakan. Kepada dirinya panitia sudah mengaku siap untuk menghentikan kegiatan. “Kami akan meminta untuk dihentikan, dari penyelenggara juga katanya siap untuk menghentikan kalau memang terjadi keributan,” terangnya.

Terkait potensi PAD, anggota Komisi II DPRD Kota Tasikmalaya M Rijal Ar Sutadiredja mengatakan pendapatan dari parkir dalam acara konser tidak bisa diharapkan. Karena biasanya hal itu biasanya dikelola oleh warga sehingga tidak masuk ke kas daerah. “Paling dari pajak hiburan dan sewa tempat saja, kalau parkir sepertinya tidak bisa diharapkan,” ucapnya.

Meski demikian, dirinya tetap meminta UPTD atau Disporabudpar untuk bisa ambil peran mengkoordinir parkir dalam pelaksanaan konser. Supaya berjalan dengan kondusif di mana warga setempat tetap mendapatkan penghasilan, dan diupayakan ada yang masuk ke PAD. “UPTD harus berperan mengkoordinir supaya kondusif, dan setidaknya ada juga yang masuk ke PAD,” terangnya.

Terlepas dari itu, Rijal mengapresiasi kepada promotor atau event organizer yang bisa membawa band Radja ke Dadaha. Karena hal itu bisa lebih menghidupkan Dadaha sebagai pusat dari event musik. “Jadi mengenang masa-masa tahun 2000-an,” katanya.

0 Komentar