Misalnya individu menunjukkan cinta dengan memberi hadiah dan materi yang berlimpah, tetapi sebetulnya pasangannya merasa dicintai jika ia diberikan quality time.
Ditambah dengan keegoisan dan ketidakpekaan, maka hal tersebut menghalangi seseorang mendapatkan cinta yang diinginkannya. Jika ini berlangsung lama, maka akan berisiko memunculkan perasaan negatif yang akut seperti kemarahan, kebosanan, ingin mencari perhatian dari pihak luar dan sebagainya.
“Adapun langkah preventif yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko perselingkuhan dalam setting Long Distance Relationship (LDR) adalah setiap pasangan wajib mendiskusikan apa yang sebetulnya mereka tuju dalam suatu hubungan jarak jauh, memahami bagaimana risiko hubungan jarak jauh, dengan cara apa mereka akan saling menunjukkan perhatian jarak jauh serta menyepakati risiko apa yang akan mereka dapatkan jika terjadi pengkhianatan dari salah satu pasangan,” katanya terkait Perselingkuhan ASN Pemkot Banjar.
Baca Juga:Babak Baru Skandal Oknum ASN Pemkot Banjar, Suami Bawa ke Jalur Hukum dan Segera Gugat Cerai IstrinyaUpah Belum Dibayar, Ribuan Buruh PT Teodore Pan Garmindo Demo: Minta Bupati Tasikmalaya Memfasilitasi dan Menjamin Tak Ada PHK Massal
Lufita Tria Harisa MPsi menuturkan jika sudah terlanjur perselingkuhan bahkan berulang kali dalam jangka waktu lama itu menunjukan indikasi terjadinya salah satu dari five love languages dalam hubungan perselingkuhan.
“Diperlukan bantuan psikologis lebih lanjut untuk memperbaiki fungsi psikologis pelaku perselingkuhan. Seperti mengubah cara berpikir, meningkatkan pengendalian diri dan emosi serta meningkatkan kemampuan kontrol perilaku selingkuh melalui intervensi psikologis,” katanya. (mg2)