Perhatikan Nih, Pandangan Ulama Soal Penataan Cihideung

Perhatikan Nih, Pandangan Ulama Soal Penataan Cihideung
H maman Suratman dan KH Aminudin Bustomi
1 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Tokoh ulama Tasikmalaya KH AMinudin Bustomi dan H Maman Suratman ikut bicara memberikan pandangan permasalahan penataan di Jalan Cihideung, Pemkot harus merujuk pada aturan dan perencanaan awal.

Sejauh ini Pemkot Tasikmalaya kebingungan soal konsep penataan Jalan Cihideung, ulama pun sampai buka suara memberikan pandangan terkait hal tersebut.

Sekretaris MUI Kota Tasikmalaya KH Aminudin Bustomi mengatakan pemerintah harus punya sikap yang jelas mengenai penataan Jalan Cihideung. Apa yang sudah menjadi perencanaan, maka perlu terealisasi. “Tinggal kembali ke tujuan awal, kan pembangunan itu ada tujuannya,” ungkapnya kepada Radar, Minggu (21/5/2023).

Baca Juga:Pemkot Masih Bingung Penataan Cihideung, DPRD Dianggap Apa?Sebelum Viral, Polisi Sudah Terima Laporan Penganiayaan Siswi SMA di Tasikmalaya

Selain itu, negara punya aturan dan regulasi sebagai landasan kinerja pemerintah. Hal itu tentunya menjadi pedoman untuk melaksanakan penataan di Jalan Cihideung. “Tinggal buka aturannya bagaimana,” katanya.

Terjadinya kebimbangan saat ini, menurutnya karena Pemkot tidak fokus pada tujuan. Pada akhirnya terjebak dalam perdebatan yang menurutnya tidak akan mencapai titik temu. “Jangan malah saling lempar tanggung jawab, tidak akan selsai-selesai,” terangnya.

Di samping itu, perlu juga ketegasan dari Pj Wali Kota dalam mengambil langkah. Persoalan ada yang tidak setuju, selama kebijakan itu sesuai dengan aturan maka tidak akan jadi masalah besar. “Wajar kalau ada yang tidak sepakat,” terangnya.

Hal serupa juga terungkap dari tokoh ulama H Maman Suratman yang mengatakan Pemkot seharusnya sejak awal punya tujuan yang jelas. Apalagi sampai mengalokasikan anggaran yang tidak sedikit di Jalan Cihideung itu. “Seperti tiak punya tujuan yang jelas kalau begini,” ucapnya.

Di sini, pihaknya mempertanyakan tujuan dari pembangunan kawasan pedestrian. Jika memang untuk menciptakan ruang publik yang memiliki nilai etetika, maka fokus ke tujuan itu. “Kalau tujuannya menata, jangan sampai jadi semerawut,” terangnya.

Pihaknya memahami bahwa Pj Wali Kota Tasikmalaya Dr Cheka Virgowansyah belum lama menjabat. Namun bukan berarti tujuan pembangunan di kawasan pusat kota ini menjadi tidak jelas. “Tetap harus sesuai dengan tujuan yang direncanakan,” katanya.

1 Komentar