Perbaikan Jembatan Menguji Kesabaran

Perbaikan Jembatan Menguji Kesabaran
DISKUSI. KTNA menghadirkan sejumlah stakeholder dan pemangku kebijakan merefleksi dan mendorong keseriusan untuk kemajuan sektor pertanian di DKP3 Kota Tasikmalaya, Senin (26/9/2022). Foto: Firgiawan/Radar Tasikmalaya
0 Komentar

TAWANG, RADSIK – Perbaikan jembatan yang rusak di Jalan Ahmad Yani tak kunjung memiliki kepastian. Pemerintah dan warga pun dituntut kesabaran dengan dampak yang diakibatkan bencana alam pada 11 September 2022 lalu itu.

Kepala Bidang Jalan dan Jembatan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Kota Tasikmalaya Wenda Krisnawan mengatakan, proses pengajuan di kementerian memang sudah ada kemajuan. Namun belum sampai pada kepastian perbaikan. “Sedang diproses di direktur,” ungkapnya kepada Radar, Senin (26/9/2022).

[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]

Baca Juga:Wali Kota: Kebut Penyertifikatan TanahSale Pisang Akan Diekspor ke Malaysia

Disinggung soal upaya jemput bola agar prosesnya dipercepat, pihaknya tidak berani melakukan intervensi. Sehingga dia memilih menunggu sebagaimana mekanisme standar. “Tapi kalau komunikasi tetap jalan, tapi statusnya kita menunggu,” terangnya.

Di samping itu, pihaknya juga memproses pengajuan di Pemkot Tasikmalaya yang juga perlu waktu. Pasalnya saat ini tidak ada anggaran kebencanaan di Dinas PUTR, sehingga ketika perlu perbaikan maka harus melalui proses pengajuan. “Kalau dulu memang ada anggaran bencana di dinas (PUTR), kalau sekarang tidak ada,” ucapnya.

Disinggung soal fondasi yang sebelumnya disebut kewenangan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), pada akhirnya pemkot mengalah. Ketika perbaikan tidak dilakukan kementerian pun, pemkot akan melaksanakannya mulai dari fondasi. “Karena tidak mungkin kan atasnya dibangun tapi bawahnya tidak,” terangnya.

Selain itu, perbaikan juga tidak bisa dilakukan dengan konstruksi sementara seperti bronjong dan yang lainnya. Pasalnya hal itu malah bisa mempersempit saluran air sungai. “Jadi masuknya di konstruksi mendesak,” katanya.

Selain masalah anggaran, pihaknya juga cukup dilema dengan kondisi cuaca saat ini. Pasalnya perbaikan rawan gagal ketika curah hujan masih tinggi, mengingat area yang dibangun bersentuhan langsung dengan aliran sungai. “Kami tidak mau perbaikan belum selesai, tapi malah rusak lagi,” ujarnya.

Sebelumnya, Ketua Komisi III DPRD Kota Tasikmalaya Enan Suherlan yang meminta pemkot jangan terjebak lampu hijau dari kementerian. Karena sebaik apapun harapan tidak bisa dijadikan jaminan. “Kecuali dari kementerian langsung bergerak untuk memperbaiki, ini kan enggak,” ungkapnya kepada Radar, Minggu (25/9/2022).

0 Komentar