Peran Ibu Jadi Kunci Karakter Anak

Peran Ibu Jadi Kunci Karakter Anak
0 Komentar

MANGKUBUMI, RADSIK – Memiliki anak yang berakhlakul karimah merupakan cita-cita dan harapan setiap orang tua. Untuk mewujudkannya, butuh pola asuh dan pendidikan yang tepat sejak usia dini.

Di era digital saat ini, tantangan bagi orang tua dalam menerapkan pola asuh dan pendidikan usia dini semakin berat. Khususnya dalam memghindarkan anak dari efek negatif gadget. Hal itu dibahas dalam seminar parenting yang diselenggarakan Seikhalova di RM Hj Ocoh Kecamatan Bungursari, Sabtu (14/1/2023).

Motivator sekaligus founder sekolah rumah tangga Febrianti Almeera membagikan tips dan trik mengasuh anak. Febrianti menyampaikan di era digital orang tua perlu membentengi anaknya dari pengaruh negatif gadget. Sebab tidak bisa dipungkiri, teknologi tersebut kerap mengganggu psikologis dan tumbuh kembang anak. “Karena tak terkontrol dan tak ada filter,” terangnya.

Baca Juga:8 Calon PPS Terindikasi Anggota ParpolPemilih di 1 TPS Maksimal 300 Orang

[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]

Ada beberapa contoh tayangan hiburan di saluran Youtube yang belum cocok untuk anak-anak. Seperti video prank dan hiburan-hiburan lain yang tidak layak untuk anak. “Bisa jadi itu hiburan. Tapi belum waktunya dia ketahui,” tuturnya.

Beberapa hal yang perlu diperhitungkan yakni kesepakatan ayah dan ibu dalam konsep mendidik anak. Sehingga terbangun komitmen bersama untuk pola asuh yang diterapkan. “Karena bagaimana pun penegak aturan di rumah itu suami, porai ibu tentang keseharian teknisnya,” ungkapnya.

Menghindarkan anak dari gadget secara otomatis menuntut ibu untuk memperkenalkan aktivitas-aktivitas konvensional. Supaya pikirannya lebih terbuka. “Buat anak terpesona dengan aktivitas-aktivitas bersama ibu di rumah,” ungkapnya.

Mengajak anak bermain juga tidak harus dengan membeli mainan-mainan dengan harga mahal. Karena mainan terbaik untuk anak ada dalam fisik orang tuanya. “Seperti main ci luk ba, petak umpet, atau perosotan menggunakan kaki orang tua,” jelasnya.

Dengan menerapkan pola pendidikan seperti itu, kata dia, orang tua bisa lebih mudah membangun karakter positif anak. Khususnya mengenalkan apa yang baik untuk dilakukan dan apa buruk. “Tanamkan bahwa apa yang orang lain lakukan belum tentu itu baik,” ujarnya.

0 Komentar