Perahu Koalisi Ivan Dikcsan Diprediksi Minim Penumpang Jelang Pendaftaran Pilkada 2024!

Koalisi ivan dicksan
Dindin C Nurdin
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Dinamika politik Kota Tasikmalaya menjelang pendaftaran pasangan calon pada 25 Agustus 2024 memasuki puncak eskalasi. Para kandidat tengah disibukkan dengan surat tugas atau rekomendasi, sementara partai politik berjibaku dalam lobi membangun koalisi.

Hal tersebut dikatakan Penggiat Etos Politik Santri Tasikmalaya Dindin C Noerdin menganalisa dari dentuman dinamika yang terjadi menjelang pendaftaran Pilkada, paling menarik dicermati adalah posisi mantan Sekda Kota Tasikmalaya H Ivan Dicksan. 

Dimana, mantan sekda itu yang semula di dukung penuh PPP, tiba-tiba dikejutkan kehadiran anggota DPR RI Hj Nurhayati yang ‘turun gunung’.

Baca Juga:Kejutan Masih Akan Terjadi, PKB Kota Banjar Fokus pada Gerakan PerubahanAda Apa dengan Kota Tasikmalaya! Pilkada 2024, Sampai Harus Menerjunkan Tokoh Nasional! Darurat Kepemimpinan?

“Dalam konteks sosio-politik internal PPP memuat dampak cerai-berai dukungan di lapisan horizontal struktur partai dan polarisasi kekuatan vertikal di tingkat elite DPW dan DPP PPP,” ujarnya kepada Radar, Minggu 7 Juli 2024.

Menurutnya, konsekuensi politik PPP yang sedang tidak baik-baik saja inilah menghadirkan kalkulasi pecahnya suara dukungan untuk Ivan Dicksan. Sebab, kata dia, bagaimana pun Hj Nurhayati memiliki investasi amal politik di basis struktur dan kultur PPP Kota Tasikmalaya. 

“Saya lihat Hj Nurhayati punya suku cadang strategis di Ketum PPP. Karena surat tugas yang diberikan kepada Hj Nurhayati bagian dari diskresi DPP dan previlage untuk Nurhayati,” analisisnya.

Namun, di saat yang sama dukungan PAN terkesan mulai beralih dari mantan Wali Kota Tasikmalaya H Muhammad Yusuf ke H Ivan Dicksan, tidak berarti senyap dari resiko politik. 

Karena interaksi PAN dengan strukturnya sudah terjalin apik, jalinan koalisi PAN-Golkar dirintis sejak awal. 

“Tidak mustahil muncul kekecewaan dari lapis basis PAN dengan sikap DPP sehingga membuahkan istilah ‘Perahu boleh di angkut, tapi penumpang jangan harap bisa ikut’,” seloroh cendikiawan Nahdlatul Ulama tersebut.

Dalam kondisi yang dilematis bagi H Ivan Dicksan ini, mengharuskan Ivan Dicksan harus bersikap lugas dan tegas dalam bargaining dengan partai politik pengusung, jika ingin terhindar dari sirkuit situasi dan kondisi yang terpasung. 

Baca Juga:Pilkada dan Berkah PembangunanPergantian Sekda Kota Tasikmalaya, Ujian Objektivitas dan Idealisme Pj Wali Kota

“Kontestasi politik selalu memberikan ruang optimis, namun jika tidak ada sikap balance antara kandidat dan partai koalisi, maka akan timbul kecemasan dan ‘pecah kongsi’ akhirnya layu sebelum berkembang,” telaah Dindin.(K31)

0 Komentar