Penyuluh Pertanian di Kota Banjar Manfaatkan Sampah Dapur Jadi Pupuk

Pertanian
Petani di wilayah Kecamatan Banjar Kota Banjar saat membuat pupuk organik dengan memanfaatkan sampah dapur.(Istimewa)
0 Komentar

BANJAR, RADARTASIK.ID – Memanfaatkan sampah di rumah, seorang penyuluh pertanian di Kota Banjar membuat inovasi.

Inovasi yang dibuat Ade Wulan STP itu yakni Sapu Jagat (Sampah Dapur Jadi Segalanya Bagi Petani).

Ade Wulan menerangkan, awalnya melakukan uji coba pengolahan tanah sawah tadah hujan di Kecamatan Banjar pada Agustus 2022 lalu.

Baca Juga:Teror Lempar Batu Membuat Resah Warga di Kota BanjarSTISIP Bina Putera Banjar Dorong Implementasi Kesetaraan Gender

“Saat itu kita lakukan uji coba pengolahan tanah sawah tadah hujan dengan membuat pupuk organik dari sampah dapur,” ucapnya, Rabu 9 Oktober 2024.

Dia menjelaskan, waktu itu pupuk organik dari bahan sampah dapur berupa air cucian beras, sisa nasi yang belum dimakan, buah-buahan maupun kulitnya dijadikan satu. Saat itu belum ada nama inovasinya.

Namun seiring berjalannya waktu, di 2023 lalu terbesit nama Sapu Jagat. “Sampah dapur kan itu banyak, baik makanan hingga plastik. Tapi yang dimanfaatkan jadi pupuk organik cair itu dari makanan dicampur dengan cucian beras,” jelasnya.

Kata dia, Sapu Jagat merupakan suatu program penyuluh kepada petani dengan memanfaatkan sampah dapur dan fokus lokasinya di lahan sawah tadah hujan.

Dengan inovasi ini setidaknya bisa mengurangi produksi sampah dapur yang jumlahnya cukup banyak dibuang ke TPA setiap tahun sekitar 16 ton.

“Artinya peran petani harus ikut berkontribusi dalam mengurangi produksi sampah dapur, diolah menjadi pupuk organik,” jelasnya.

Dia menerangkan, cara membuat pupuk organik dari bahan sampah dapur yakni pertama menggali tanah di sawah tadah hujan dengan kedalaman sekitar 60 sentimeter.

Baca Juga:Teror Ketuk Pintu di Kota Banjar Bikin Warga ResahKebutuhan Mobil Pemadam Kebakaran Mendesak

Setelah itu, bahan dari sampah dapur dipotong kecil lalu dicampur dengan air cucian beras. Kemudian ditutup dengan daun kering dan terakhir ditutup dengan tanah kembali.

“Lalu diamankan selama satu bulan lamanya, setelah itu kita bongkar maka jadilah sebuah pupuk organik. Bisa digunakan ke tanaman padi dan lainnya,” katanya.

Dengan adanya pupuk organik dari sampah dapur, kata dia, bisa mematahkan penggunaan pupuk kimia di petani. Meski baru 50 persen, namun bisa menghemat biaya produksi.

“Sekarang lagi sedang proses pengujian di tanaman padi, agar nantinya bisa jadi beras organik. Kita fokus ke padi dulu, untuk saat ini,” pungkasnya. (Anto Sugiarto)

0 Komentar