Penyandang Tunanetra Belajar Mengenali Nominal Uang dengan Cara Meraba Bagian Ini

mengenali uang
Salah seorang penyandang tunanetra meraba bagian blind spot pada uang pecahan Rp 5000. (Ayu Sabrina/Radartasik.id)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Memastikan nominal uang dengan benar adalah perkara sulit bagi penyandang tuna netra. Apalagi kalau harus membedakan uang asli dan palsu.

Hal ini seperti diceritakan Ajat (52), tunanetra asal Kampung Sirnagalih yang berprofesi sebagai pedagang tempe.

“Sementara ini saya membedakannya uang dari ukuran. Kadang dibantu oleh saudara. Itu pun kalau kebetulan lagi mendampingi,” tuturnya saat menghadiri sosialisasi pengenalan mata uang rupiah oleh Bank Indonesia, pada Jumat, 5 April 2024.

Baca Juga:Sepahamnya PKS-PKB dan Bayang-Bayang Isu Pengusungan Kandidat di Luar Koalisi!Warga Kota Tasik Minta Kandidat di Pilkada 2024 Ikut Mikirin Geng Motor!!

Tidak hanya kesulitan dalam memahami pecahan Rupiah, kendala penglihatan juga membuat mereka tidak bisa membuka rekening di beberapa bank.

Mamat Rahmat, sesepuh Majelis Taklim Tunanetra mengungkapkan hal itu kepada pihak BI dalam sosialisasi tersebut.

“Kita kesulitan membuka rekening di bank karena tanda tangan, yang menurut petugas bank selalu berubah-ubah sehingga menjadi kendala utama. Sehingga mengkhawatirkan akan keamanan nasabah penyandang tuna netra. Padahal menurut saya menyimpan di rekening lebih aman,” ungkapnya.

Sebab itu para tunanetra mau mengikuti program pengenalan mata uang rupiah yang dilaksanakan Bank Indonesia Perwakilan Kantor Tasikmalaya.

“Program Cinta Bangga dan Paham (CBP) Rupiah sangat penting bagi seluruh masyarakat Indonesia, terutama bagi para penyandang disabilitas, untuk mengenali keaslian uang Rupiah,” ungkap Jono Sujono, Staf di Unit Implementasi Pengelolaan Uang Rupiah KPw BI Tasikmalaya.

Kegiatan yang diinisiasi KPw BI Tasikmalaya dengan Majelis Taklim Al Hikmah serta Papeditas itu diikuti oleh beragam propesi penyandang netra. Seperti terapis pijat, pedagang asongan, dan pemilik warung.

Para peserta dilatih dan berlatih untuk meraba bagian unsur pengaman uang, salah satunya blind code (kode tunanetra).

Baca Juga:Innalillahi Wainnailaihi Rojiun, Pimpinan Yayasan Setara Tasikmalaya Bayhaki Umar WafatSenyap-Senyap Yanto Oce, Berburu Boarding Pass di Pilkada 2024!

“Peserta sangat antusias, bahkan sebagian besar sudah bisa membedakan pecahan 100.000, 50.000, sampai dengan 1.000,” ujar Jono. (Ayu Sabrina B)

0 Komentar