Pentaskan Naskah “Lautan Bernyanyi” Sutradara Bode Riswandi Padukan Pertunjukan Konvensional dan Modern

naskah
Lautan Bernyanyi dipentaskan di Gedung Kesenian Kota Tasikmalaya (GKKT). (Ayu Sabrina B/Radartasik.id)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Naskah “Lautan Bernyanyi” akhirnya dipentaskan di Gedung Kesenian Kota Tasikmalaya (GKTT) pada 19-21 Januari 2024.

Pertunjukkan ini memadukan tampilan visual secara langsung dengan pemanfaatan video mapping untuk memperlihatkan gelombang air laut yang tampak nyata.

Sebelumnya, naskah itu sempat dipentaskan dan menjadi juara dalam Festival Seni Bali Jani (FSBJ) V. FSBJ V Tahun 2023.

Baca Juga:Pejalan Kaki Terpinggirkan, Trotoar di Sekitar Taman Lokasana Ciamis Ini Disesaki TiangPosko Caleg DPR RI di Kabupaten Ciamis Terbakar Jumat Pagi

Pentas itu mengusung tema “Citta Rasmi Segara Kerthi”, Bahari Sumber Inspirasi ini berlangsung selama 2 pekan dari 16 hingga 30 Juli 2023 di Panggung Terbuka Ardha Candra, Taman Budaya Provinsi Bali.

Bode Riswandi sebagai sutradara menjelaskan, pementasan di GKTT itu menggunakan video mapping untuk menghadirkan suasana laut di tengah panggung secara nyata.

“Dulu kan di Bali tema nya lomba teater modern, salah satunya yang digagas modern oleh kita adalah memadukan pertunjukkan konvensional dengan kekuatan perkembangan dunia teknologi. Itu kan memainkan dengan unsur video mapping, ombak dihadirkan. Apalagi naskah ini setting-nya tidak berubah-ubah, berada di Laut Sanur itu kapal terdampar,” ungkapnya kepada Radar, Sabtu (19/01/2024).

Perahu hingga gelombang lautan buatan itu juga dibawa ke Bali pada tahun lalu, saat menangkan penghargaan dari pemerintah provinsi Bali.

Tidak hanya pemanfaatan teknologi lewat penggunaan video mapping, artis juga tampak menggunakan mikrofon kecil yang menempel di pipi kiri untuk bisa menambah volume kerasnya dialog terdengar ke telinga penonton.

Berbeda dengan beberapa tahun lalu, seniman dalam menyuguhkan pementasan treater masih menggunakan segala sumber daya yang dimiliki alami. Kendati demikian, Bode menjelaskan penerapan perkembanga teknologi itu tak lantas menggerus idealisme.

“Yang ditunjukkan di atas panggung adalah manifestasi apa yang kami buat sejak awal memadukan unsur teknologi baru ke dalam pertunjukkan, itu tidak keluar dari idealisme karena berangkat dari konsep kan,” tutur Bode.

Baca Juga:Pohon Albasiah Tumbang Timpa Kabel Tegangan Tinggi, Tiang Listrik Ikut Roboh dan Timpa Rumah WargaKagumi Konsep Koperasi Kemasyarakatan, Wakil Ketua DPRD Kota Tasikmalaya Dorong Warga Tiru UPP Kelurahan Urug

“Justru hari ini, kita beradaptasi dengan apakah kecanggihan teknologi hari ini bisa dibawa ke atas panggung? Walaupun belum maksimal ya kita perlihatkan. Setidaknya kami sedang mencoba memadukan unsur teknologi ke dalam panggung, dan itu sangat wajar dalam kesenian dan bagian dari kreativitas,” tandasnya.

0 Komentar