Penjualan Bendera di Bulan Agustus Tahun 2024 Tak Lagi ‘Berkibar’

Pedagang bendera di Jalan KHZ Mustafa
Mahfud (65) penjual bendera kemerdekaan di tepi jalan KHZ Mustafa Rabu (7/8/2024). (Ayu Sabrina/Radartasik.id)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Menjelang Hari Kemerdekaan Indonesia, beberapa pedagang bendera mulai bermunculan di Kota Tasikmalaya. Mereka memilih jualan berkeliling dengan gerobak ataupun langsung membuka lapak di tepi jalan. Seperti yang tampak di sepanjang Pedestrian Jalan KHZ Mustafa, pada Rabu 7 Agustus 2024.

Salah satunya adalah Mahfud (65). Sejak tahun 1980, ia menggeluti usaha menjual bendera merah putih dan umbul-umbul setiap menjelang peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.

“Saya sudah berdagang bendera ini selama 40 tahun sejak tahun 1980 an. Awalnya saya berdagang waktu jaman Bupati Benyamin. Nah jualannya teh di Terminal Gunung Pereng dulu mah. Baru pindah kesini (HZ Mustafa) tahun 80 ke atas lah dari bujangan, sehingga hidup saya ya disini,” ungkap Mahfud.

Baca Juga:Kejutan! Isteri Vokalis Gigi Umumkan Siap Maju Pilkada Ciamis Dampingi Nanang PermanaMenanti Manuver Azies Rismaya Mahpud Jelang Masa Injury Time di Pilkada Kota Tasikmalaya!

Bulan Agustus biasanya memberikan angin segar bagi para pedagang bendera, termasuk Mahfud. Akan tetapi tahun ini menjadi pengecualian. Penjualan bendera yang biasanya berkibar menjelang HUT RI, kini ikut terimbas lesunya geliat ekonomi.

Pelemahan daya beli masyarakat turut dirasakan oleh sebagian penjual bendera menjelang HUT Ke-79 Republik Indonesia. Omzet para pedagang bendera ini menurun drastis.

“Kalau ditanya keuntungan mah, ya dibandingkan dengan sebelum-sebelumnya ya rame kemarin (tahun sebelumnya, red),” katanya.

Dengan modal awal Rp 16 juta, Mahfud dan istrinya yang ahli jahit itu cukup membeli kain saja. Ketika merugi atau tak terjual habis, ia akan kembali menjualnya di tahun berikutnya.

Jenis bendera yang paling laku, yakni yang biasa dipasang di depan rumah. Dipatok dengan harga Rp15 ribu hingga ukuran terbesar seharga Rp100 ribu untuk tiang bendera.

“Ini yang jahit istri saya semua. Nah kalo benderanya nggak laku nih tahun ini ya disimpan buat tahun besok dijual lagi gitu,” akunya.

Hajat tahunan itu, tak bisa jadi pegangan ia dan keluarga untuk hidup. Maka dari itu, Mahfud juga membuat taplak meja.

Baca Juga:Viman Alfarizi Bicara soal Terbengkalainya Terminal Indihiang dan Money Politics di Pilkada 2024!Rois Syuriah PCNU Sebut Sudah Saatnya PKB Memimpin Kota Tasikmalaya di 2024!

“Karena kan kalo sehari-hari itu sepi dan bendera mah musiman setahun sekali hari kemerdekaan hungkul (hari kemerdekaan saja, red),” ujarnya.

0 Komentar