Pengusaha Angkutan Umum Makin Terpuruk

Pengusaha Angkutan Umum Makin Terpuruk
SEPI. Penumpang di Terminal Ciamis sepi dari penumpang, hal itu disebabkan dari kenaikan BBM yang diikuti kenaikan tarif, kemarin. foto: iman SR / radar tasikmalaya
0 Komentar

CIAMIS, RADSIK – Dampak pandemi Covid-19 pun masih dirasakan pengusaha angkutan umum. Kondisi itu pun diperparah setelah pemerintah menetapkan kenaikan harga BBM bersubsidi.

Sekretaris Organisasi  Angkutan Darat (Organda) Kabupaten Ciamis Ekky Brata Kusuma mengatakan, memang semenjak Covid-19 bukan pengusaha angkutan umun saja yang lesu, namun usaha lainnya juga ikut terdampak. Apalagi untuk pergi keluar kota pun saat pandemi sangat sulit, sehingga berpengaruh besar terhadap angkutan umum.

[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]

Baca Juga:9.000 Warga Belum Tersentuh BantuanNew CBR250RR Berkarakter Big Bike

“Setelah pandemi pun penumpang belum kembali normal, masih sepi. Bahkan banyak angkutan umum yang berhenti jalan, karena sudah tidak sanggup, mengingat pendapatan dan operasional tak sebanding,” ucap dia, menjelaskan.

Maka dari itu, kata dia, pihaknya berharap pemerintah bisa memfasilitasi dalam pengembangan usaha pengusaha angkutan. Misalnya membuka pintu untuk kredit di perbankan. Kemudian, pemerintah juga harus mampu menindak angkutan umum ilegal yang sudah sangat meresahkan.

Pengurus Bus Harum, Dimas Septiananda mengatakan, kenaikan BBM membuat pengu­saha angkutan semakin terpuruk. Apalagi sekarang penumpang mengeluhkan karena tarifnya mulai naik. Bia­sanya Ciamis-Cirebon Rp 50.000, sekarang naik menjadi Rp 60.000. Sedangkan Ciamis-Tasik awalnya Rp 10.000 menjadi Rp 15.000. “Itu masih terus dike­luh­kan, tapi kalau tidak naik kita yang rugi,” pungkasnya. (isr)

[/membersonly]

Belum berlangganan Epaper? Silakan klik Daftar!

0 Komentar