Ini Parah Ini, Pengguna Narkoba di Tasikmalaya Sampai Sakit Jiwa

Pengguna narkoba bnn kota tasikmalaya
Kepala BNN Kota Tasikmalaya AKBP Hery Sudrajat memaparkan hasil kinerja selama tahun 2023 di kantornya, Jumat (29/12/2023)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Pengguna narkoba tampaknya memang memiliki risiko yang tidak main-main dalam hal kesehatan. Bukan hanya kesehatan tubuh secara fisik, namun bisa sampai sakit jiwa.

Hal itu diungkapkan Kepala BNN Kota Tasikmalaya AKBP Hery Sudrajat yang menyampaikan bahwa sepanjang tahun 2023 pihaknya menangani 56 klien penyalahguna narkoba. Hampir semuanya merupakan pelimpahan dari perkara kepolisian.

“Dari target 20 klien, bidang rehabilitasi telah melaksanakan pelayanan sebanyak 56 klien penyalahguna narkoba,” ungkapnya kepada wartawan, Jumat (29/12/2023).

Baca Juga:Kadisdik Jawa Barat Minta Wali Kelas Mengenal Semua Siswa Didikannya Untuk Mencegah Pelajar Masuk Geng MotorSoal Solusi Pencegahan, Cheka Masih Belum Tahu Penyebab Fenomena Geng Motor di Tasikmalaya

Dari 56 orang tersebut, 46 langsung direhab secara rawat jalan di klinik BNN. Sementara 9 orang dirujuk untuk pelayanan lebih lanjut di Balai Besar Rehabilitasi BNN RI (Lido). “1 orang dirujuk ke RSUD dr Soekardjo dengan diagnosa gangguan jiwa,” ucapnya.

Khusus untuk klien dengan diagnosa gangguan jiwa, proses rehabilitasi narkoba harus tertunda. Pasalnya harus harus masalah kejiwaannya harus dipulihkan terlebih dahulu. “Jadi didahulukan penanganan kejiwaannya,” ucapnya.

Hal ini menurutnya salah satu efek dari penyalahgunaan narkoba. Untuk itu pihaknya meminta masyarakat agar tidak main-main dengan menyalahgunakan narkoba.

Pihaknya pun akan terus bergerak melakukan pencegahan dan penanggulangan. Bukan hanya kepada masyarakat umum, namun juga ke lembaga-lembaga pemerintah di mana beberapa waktu lalu salah seorang ASN Pemkot pun terjerat penyelahgunaan narkoba. “Semua jadi sasaran deteksi kami, lembaga pemerintah salah satunya,” tuturnya.

Mengenai pasien rehab yang mengalami gangguan jiwa, Kasi Rehabilitasi BNN Kota Tasikmalaya Asep Saepulloh mengatakan bahwa yang bersangkutan mengonsumsi obat benzodiazepine secara berlebih. “Sejak awal diduga memang sudah ada gejala stres, namun karena penggunaannya secara berlebihan tanpa resep dokter pada akhirnya kejiwaannya kena,” ucapnya.

Untuk rehabilitasi narkoba secara langsung menurutnya memang sulit. Karena dia mengalami paranoid yang tinggi ketika bertemu dengan orang lain, apalagi petugas. “Paranoidnya sudah cukup parah, makanya harus dipulihkan dulu kejiwaannya,” ucapnya.

0 Komentar