Pendidikan Pancasila Jadi Mata Pelajaran Wajib

Pendidikan Pancasila Jadi Mata Pelajaran Wajib
PANCASILA. Pendidikan Moral Pancasila (PMP) bakal dihidupkan lagi untuk meredam radikalisme di kalangan anak muda. Foto: istimewa
0 Komentar

JAKARTA, RADSIK – Rancangan Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional (RUU Sisdiknas) akan memasukan pendidikan Pancasila sebagai mata pelajaran wajib kurikulum pendidikan dasar dan menengah. Melalui cara ini pemerintah berusaha memperkuat peranan Pancasila.

“Usulan menjadikan Pendidikan Pancasila menjadi muatan dan mata pelajaran wajib termuat dalam pasal 81 dan 84 pada naskah RUU Sisdiknas,” kata Kepala Badan Standar, Asesmen, dan Kurikulum Pendidikan (BSKAP) Anindito Aditomo, Selasa (6/9/2022).

[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]

Baca Juga:Nadiem Rombak Sistem Masuk PTNMengkaji Paradigma Pendidikan 4.0

Pada Undang-Undang Sisdiknas yang berlaku saat ini, Pendidikan Pancasila tidak tercantum sebagai muatan maupun mata pelajaran wajib pada kurikulum pendidikan dasar dan menengah.

Selain mengatur adanya mata pelajaran wajib, RUU Sisdiknas juga mencantumkan adanya muatan wajib dalam kurikulum, yaitu matematika, ilmu pengetahuan alam (IPA), ilmu pengetahuan sosial (IPS), seni budaya, pendidikan jasmani dan olahraga, keterampilan/kecakapan hidup, dan muatan lokal.

“Pembelajaran muatan wajib tidak harus dilakukan dalam bentuk mata pelajaran masing-masing, tetapi bisa diorganisasikan secara fleksibel, relevan, dan kontekstual,” jelasnya.

Dengan demikian, imbuh Anindito, satuan pendidikan dapat menghadirkan pembelajaran yang lebih kreatif dan lintas disiplin/multi disiplin. Sejalan dengan visi dan misi Kemendikbudristek untuk mewujudkan SDM unggul yang mencerminkan profil Pelajar Pancasila, semangat gotong royong yang merupakan intisari dari Pancasila dan merupakan salah satu profil Pelajar Pancasila, sangat diapresiasi oleh negara-negara peserta EdWG G20.

“Seperti pesan mas Menteri, semangat gotong royong hendaknya menjadi penguat komitmen negara-negara di dunia untuk memulihkan pendidikan pascapandemi. Pendidikan yang lebih inklusif dan menyejahterakan,” pungkasnya. (jpc)

[/membersonly]

Belum berlangganan Epaper? Silakan klik Daftar!

 

0 Komentar