Pencarian Korban Terkendala Ombak Tinggi

PANGANDARAN, RADSIK – Pencarian terhadap korban terseret arus pantai, Rifki, memasuki hari kedua. Penulusuran dilakukan di area tepi pantai atau darat.

Namun, hingga kemarin korban laka laut belum juga ditemukan. Tim pun terkendala cuaca buruk yang menghantam perairan Pangandaran dalam upaya pencarian korban.

Kasatpol Airud Polres Pangandaran AKP Sugianto mengatakan, pencarian hari kedua tidak bisa dilakukan di perairan langsung. “Karena angin yang cukup kencang dan ombak tinggi, itu sangat menyulitkan kita,” ungkapnya, Jumat (6/1/2023).

[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]

Menurutnya, pencarian dilakukan hanya di tepian pantai atau darat. Mereka juga melakukan penelusuran ke beberapa titik. “Penelusuran di darat akan dilaksanakan sampai malam,” ucapnya.

Ia tidak bisa memastikan apakah pencarian hari ini juga akan dilakukan di darat atau langsung menerjunkan penyelam. “Kalau cuacanya tetap seperti ini (buruk) nggak mungkin (turunkan penyelam). Ya mudah-mudahan saja cuacanya lebih baik,” tuturnya.

Kata dia, beberapa kelompok dan relawan ikut bergabung dalam pencarian hari kedua. “Tim SAR gabungan ini akan melanjutkan pencarian esok hari (hari ini),” katanya.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Pangandaran Tonton Guntari mengatakan, seharusnya tidak ada lagi wisatawan yang nekat berenang di zona berbahaya. “Padahal sudah ditancapkan bendera peringatan di sana, masih ada saja yang nekat berenang,” ucapnya.

Para lifeguard juga sering melakukan woro-woro atau pemberitahuan rutin, agar wisatawan tidak berenang di zona berbahaya. “Tapi memang banyak yang abai,” keluhnya.

Diberitakan sebelumnya, salah seorang warga asal Desa Rancapaku Kecamatan Padakembang Kabupaten Tasikmalaya bernama Rifki (16) hilang. Terseret arus Pantai Barat Pangandaran, Kamis (5/1/2023).

Peristiwa itu bermula ketika korban sedang berenang bersama rekannya, yakni Ilham Muhammad Arifin (16). Beruntung dia selamat dalam kejadian itu.

Saat diwawancara, Ilham terlihat masih syok. Ia terlihat bingung dan tidak percaya dengan apa yang terjadi pada rekannya. “Jadi saat itu dia (korban) memegangi saya cukup kuat. Namun beberapa saat kemudian lepas dan menghilang,” ucapnya.

Ilham juga tidak mengetahui rekannya bisa berenang atau tidak. “Saya tidak tahu, yang jelas saat itu kita memang sudah jauh ke tengah,” ujarnya.

Ilham mengaku sempat akan menepi ke bibir pantai. Namun Rifki hanya berdiam dan tiba-tiba berteriak  meminta tolong. “Tapi saya malah ikut terbawa,” katanya. Ia mengaku pergi ke Pangandaran dari Kabupaten Tasikmalaya hanya berdua, menggunakan sepeda motor.

Anggota Balawista Kabupaten Pangandaran Rian Prastava mengatakan, keduanya diketahui berenang sekitar pukul 12.30 di Pos 4, yang diketahui sebagai zona larangan berenang. “Tiba-tiba saya melihat ada dua orang sudah terseret ke tengah. Saya langsung melakukan rescue (penyelematan, Red),” ujarnya, Kamis (5/1/2023).

Menurutnya, kedua korban saat itu berenang menggunakan boogie (selancar). Saat itu, posisi keduanya saling berpegangan. “Saya mencoba menyelamatkan keduanya, namun arus cukup kencang di sana,” katanya.

Beberapa selang kemudian, salah satu korban diketahui sudah tidak terlihat alias hilang. Sementara yang satu lagi masih muncul di permukaan. “Karena arus kencang, maka kami ber­ini­siatif meminta bantuan perahu pesiar untuk menyelematkan korban yang masih terlihat,” jelasnya. (den)

[/membersonly]

Belum berlangganan Epaper? Silakan klik Daftar!