TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Kendala penanganan sampah di Kota Tasikmalaya masih berkutat pada masalah klasik. Yakni keterbatasan armada atau alat berat yang digunakan di TPA.
Hal itu diutarakan Akmal Muharam Setiawan, Mahasiswa Ilmu Pemerintahan STISIP Tasikmalaya.
Menurutnya alasan yang selama ini terdengar dalam kendala penanganan sampah sudah sejak lama diucapkan pada pejabat.
Baca Juga:Ini Kata Warga Kota Tasikmalaya, Usai Menerima ‘Serangan Tusuk Sate’ di Pemilu 20244 Partai di Kabupaten Ciamis dengan Raihan Suara Terbanyak Berdasarkan Hasil Hitung Sementara, PDIP Berpeluang Kembali Memimpin, Demokrat Bisa Terdepak
Hari Peduli Sampah Nasional, Relawan di TPS Cirapih-Indihiang Beri Pesan Begini Buat Masyarakat
“Seharusnya pemerintahan itu dapat membantu masalah yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Kalau ternyata masih berlanjut dan berlarut-larut ya memang tidak bisa menafikan, mereka gagal,” ujarnya, Rabu, 21 Februari 2024.
Lantaran kampusnya tidak jauh dari Depo Sampah Pancasila, Akmal mengaku cukup sering melihat pemandangan tidak asri dengan bau tidak sedap.
Sehingga mantan Ketua BEM Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) itu berpikir bahwa, Pemerintah Kota Tasikmalaya tidak memprioritaskan masalah kebersihan lingkungan.
Beberapa Tempat Pembuangan Sampah Mulai Bersih Berseri Pasca Operasi Besar
Soal alasan keterbatasan kendaraan operasional baginya sudah sering terdengar.
Pemerintah, kata dia, seharusnya bukan mengeluh, tapi mencarikan solusi yang efektif demi kenyamanan masyarakat.
Sebab tugas mereka adalah melayani bukan memberikan keluhan.
“Setiap tahun kayaknya masalahnya berputar di masalah kendaraan operasional. Berarti memang tidak ada keinginan yang besar untuk mendesain kota yang hijau. Seharusnya kondisi yang terjadi itu bisa dilakukan monitoring dan membuat solusi bersama yang tidak hanya mengandalkan objek materilnya kalau itu kurang dari segi keuangan daerah. Masih banyak sisi yang perlu dikembangkan untuk dapat menyelesaikan masalah sampah ini, salah satunya dari hal kolaborasi antar sektor dan tokoh-tokoh agama di masyarakat,” tuturnya.