TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Mengenai kondisi jalan Cihideung yang penuh dengan tenda PKL dan parkir sembarangan, warga sekitar kini sudah angkat tangan. Karena harapan agar kawasan itu kembali nyaman seolah tidak akan terjadi.
Ketua RW 4 Kelurahan Yudanagara sekaligus tokoh warga setempat, H Baban Sobandi mengakui bahwa kondisi pedestrian sudah kembali acak-acakan. Namun pihaknya sudah enggan mengambil sikap soal penataan Cihideung. “Sudah capek, karena pemerintahnya juga tidak tegas,” ucapnya.Sejak awal, warga sudah jelas menolak penempatan PKL di kawasan pedestrian. Namun pihaknya pun tidak bisa egois dengan melarang secara saklek untuk PKL berjualan. “Warga juga berusaha mengerti ini urusan perut,” tuturnya.
Baca juga : Kesemrawutan Cihideung Bisa Menular ke Tempat Lain
Warga pun sempat memberikan toleransi dan memperbolehkan pemerintah menempatkan PKL di Cihideung. Dengan catatan jumlahnya tidak boleh lebih dari 100. “Tapi ternyata itu tidak bisa,” katanya.
Maka dari itu pada akhirnya warga menyerahkan soal penataan Cihideung kepada pemerintah. Karena bagaimana pun sikap warga, kekuasaan soal penataan tetap ada di tangan pemerintah. “Terserah pemerintah saja,” ucapnya.
Kendati demikian, pihaknya tetap mengingatkan agar pemerintah bisa bijaksana dalam menerapkan konsep penataan. Supaya Jalan Cihideung tidak kembali kumuh dan semerawut. “Jangan sampai acak-acakan, biaya pembanguannya kan mahal itu,” tuturnya.
Baca juga : Soal Penataan Malioboro Tasikmalaya, Komisi III DPRD : Masa Konsepnya Begitu!
Pihaknya juga meminta PKL agar bisa tertib dan punya kesadaran untuk menjaga kawasan itu tetap tertata. Jika tidak, kekumuhan Cihideung hanya tinggal menunggu waktu saja. “Sekarang kan sudah ada yang pasang terpal, terus selesai jualan masih ada yang meninggalkan kayu-kayu,” katanya.(*)
Cianjur bisa jadi contoh penataan PKL tak ada lahan bagi PKL caranya sepanjang trotoar seluruh kota, kenapa?? Karena ada lahan tanaman pohon pohon yang tumbuhnya tidak terlalu besar dan tinggi yang di bangun sepanjang trotoar, hanya akses kecil cukup untuk pejalan kaki yang di sediakan makanya PKL tidak bisa lagi berjualan di trotoar karena akses masuk roda pedagang tidak bisa masuk, trotoar pun tak ada akses kendaraan yang bisa di lalui oleh oknum pengendara yang naik trotoar, dan ketegasan bupatinya yang melarang berjualan di atas trotoar dan akhirnya kesadaran warga Cianjur untuk tidak berjualan di trotoar sudah menjadi terbiasa, coba belajar ke Bupati Cianjur atau Ciamis, bagaimana menata PKL dan sampah
Cianjur penataan PKL nya lumayan berjalan sukses, trotoarnya asri rindang karena sepanjang trotoar pohon pohon rindang yang tumbuhnya tidak besar membuat Cianjur terlihat sejuk asri bilamana kita berjalan di trotoar menyusuri kota , Pemerintah Tasik punya wewenang aturan yang wajib di taati warganya, kalau pemerintah kota Tasik kalah dimana Marwah pemerintahan, LSM ormas bukan jadi penghalang pemerintah kapan Tasik mau maju, kapan Tasik mau indah kalau pembangunan miliaran demi mempercantik kota Tasik hanya sia sia
Coba sekalian sama jalan margaluyu, bereskan biar gak kumuh
Sebaiknya dikembalikan kondisinya seperti sebelum bulan puasa dulu.
Kalau dibiarkan seperti ini, tak akan lama bakal kumuh lagi.
jangankan jl cihideung taman kota juga sudah keliatan semerawut
Semoga wali kota nya segera bersikap…