Pemberantasan Tikus Terbentur Anggaran

Pemberantasan Tikus Terbentur Anggaran
0 Komentar

PANGANDARAN – Dinas Pertanian Kabupaten Pangandaran hingga saat ini belum melakukan aksi penanggulangan terhadap hama tikus, yang menjadi sumber penyakit leptospirosis.

Kabid Pengendalian Penanggulangan Bencana dan Perizinan Usaha Pertanian Dinas Pertanian Kabupaten Pangandaran Enjen Rohjena mengatakan selain belum ada anggaran, pihaknya juga belum menerima perintah untuk penanggulangan hama tikus. “Sampai saat ini memang belum ada tindak lanjut, karena belum ada SK,” ungkapnya kepada Radar, Senin (9/1/2023).

Upaya yang dilakukan sejauh ini, kata dia, baru sebatas melakukan rapat koordinasi lintas sektor saja. Sedangkan tindaklanjutnya belum bisa dipastikan kapan. Mengingat terbentur masalah anggaran. “Ya waktu itu rapat sama Dinas Kesehatan dan lain-lain,” ucapnya.

Baca Juga:Ade-Cecep Kembali Bersama?Belum Terlihat Harmonis

[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]

Menurut dia, anggaran untuk pemberantasan hama pertanian biasanya dialokasikan sekitar Rp 200 juta. Namun untuk tahun ini anggaran itu dikurangi setengahnya. “Tapi untuk tahun ini hanya Rp 100 juta,” tuturnya.

Dia mengungkapkan tikus penyebab leptospirosis sebenarnya bisa diberantas dengan bahan kimia rodentisida. Namun bahan itu belum tersedia saat ini. Diperkirakan baru bisa dibeli pada pertengahan tahun. “Tapi sekarang belum ada, paling di bulan Juli,” ujarnya.

Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pangandaran Yadi Sukmayadi mengatakan hingga saat ini, tidak ada penambahan kasus leptospirosis. “Masih diangka 136 kasus dan yang meninggal 24,” katanya.

Menurut Yadi, leptospirosis sering muncul saat musim hujan. Tepatnya, ketika dimana-mana terjadi banjir. Mereka biasanya terbawa air banjir sampai ke pemukiman dan menyebarkan penyakit.

Untuk itu pihaknya mengikuti rapat lintas sektoral bersama Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan beberapa waktu lalu. Salah satunya membahas rencana pemberantasan hama tikus penyebar leptospirosis tersebut.

“Karena ladang sawah leading sektornya dib sana (Dinas Pertanian, Red), faktornya kan hama tikus,” jelasnya. (den)

[/membersonly]

Belum berlangganan Epaper? Silakan klik Daftar!

0 Komentar