Pelatihan Administrasi Perkantoran PKBM Saraluna Kota Tasikmalaya Membuka Pintu Kesempatan Kerja

PKBM Saraluna
Plt Kepala Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya Ucu Anwar (ketiga dari kiri) berfoto bersama Kepala Lembaga PKBM Saraluna, Pembina Yayasan Talita Indonesia dan perwakilan peserta pelatihan Keterampilan Administrasi Perkantoran, Jumat, 19 Juli 2024. (Fitriah Widayanti/Radartasik.id)
0 Komentar

Adapun para peserta yang sudah mengikuti pelatihan akan mendapatkan sertifikat keahlian akan disalurkan ke sejumlah usaha kecil dan menengah (UKM) yang bergerak dalam bidang kuliner dan wedding organizer.

”Karena kami basic-nya di pelatihan wirausaha untuk UKM, jadi sudah pasti kita punya komunitas UKM yang memang membutuhkan tenaga administrasi atau sekretaris. Jadi mereka kita salurkan di teman-teman UKM yang memang sudah kita wadahi untuk kembangkan. Jadi berkesinambungan. Yayasannya mengajarkan kewirausahaan untuk menjadi pengusaha, sekolahnya mengajarkan keadministrasian. Jadi ini kita kawinkan,” ujarnya menjelaskan.

PKBM Saraluna, menurut dia, akan terus konsen dalam pengembangan kewirausahaan dengan harapan dapat mengatasi kemiskinan dan mencerdaskan anak bangsa.

Baca Juga:PPK Ormawa Aksara UPI Tasikmalaya Dorong Desa Cimanggu Menjadi Desa CerdasPetani Dapat Bantuan Pompa Air, Genjot Produktivitas Pertanian di Desa Jayaputra Kabupaten Tasikmalaya

”Nah kita berusaha mencetak wirausaha untuk dia bisa berdiri sendiri. Setelah mempunyai mental, skill wirausaha, kemudian membutuhkan tenaga pembantu yaitu administrasi kami buat sekolah ini,” ucapnya.

Elisa berharap dengan sekolah yang ia bangun dan pelatihan yang diberikan bisa membantu Indonesia menuju masa keemasannya dengan mengurangi jumlah pengangguran, serta menciptakan generasi yang cerdas dan beretika.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya Ucu Anwar mengatakan, mempelajari administrasi perkantoran itu tidaklah sulit, akan tetapi yang paling penting adalah bagaimana mengolah emosi dan imajinasi dan menjadikannya sebagai inovasi dalam bekerja.

”Kalau Anda bekerja hanya berpikir tentang salary, maka Anda sampai di situ saja pengetahuan dan kemampuan Anda. Tapi salary itu akan bertumbuh manakala etos kerja mulai dibangkitkan dari sekarang,” ujarnya.

Menurut dia, di tahun 2045 kelak akan ada sekitar 8 juta profesi akan hilang sehingga masyarakat harus mempunyai prediksi ke depan mengenai positioning dan formasi kerja yang disiapkan. (Fitriah Widayanti)

0 Komentar