Pedagang Situ Gede Kota Tasikmalaya Keluhkan Luas Bangunan Tak Cukup untuk 32 Warung

situ
Penampilan Situ Gede kini tampak berbeda pasca direvitalisasi awal tahun. (foto: PPL UNIK Cipasung)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID –  Objek wisata populer di Kota Tasikmalaya, yaitu Situ Gede, belum lama ini mengalami renovasi besar-besaran.

Renovasi ini telah selesai pada tanggal 14 Januari 2023 dan diresmikan oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, Wakil Gubernur Uu Ruzhanul Ulum, serta Pj Walikota Tasikmalaya Cheka Virgowansyah.

Proses renovasi memakan waktu hingga 6 bulan, dimulai sejak tanggal 23 Juli 2022 lalu. Perubahan ini diharapkan akan berdampak positif pada berbagai sektor terkait.

Baca Juga:Napak Tilas Tasikmalaya ke-912, Cheka Ajak Masyarakat Kota dan Kabupaten Tasikmalaya Bangun KebersamaanPohon Tisuk Menimpa Rumah Bilik Memed di Cisaga Kabupaten Ciamis

Terutama masyarakat, pedagang, dan pengunjung agar bisa merasakan perubahan signifikan dalam kenyamanan dan kebersihan Situ Gede setelah renovasi.

Namun, yang terjadi sekarang, para pedagang masih memiliki kekhawatiran terkait beberapa aspek.

Meskipun area yang diperuntukkan bagi pedagang telah disediakan dalam bangunan baru, masih terdapat beberapa masalah yang perlu dievaluasi kembali.

Salah satunya adalah desain dari bangunan yang kurang sempurna.

Terbukti saat hujan, air dapat masuk ke dalam ruangan yang telah disediakan karena bangunan yang diperuntukkan bagi pedagang itu tak memiliki tutup samping.

Selain itu, luas bangunan yang mencapai 85x10m tidak memadai untuk menampung 32 warung yang direncanakan akan berada di dalamnya.

“Kami sangat bersyukur dan berterima kasih atas perbaikan di Situ Gede, setidaknya tempat dan fasilitas di sini terlihat lebih tertata dan lebih bersih. Namun kami masih bingung dengan kejelasan dari sistem pembagian warung, di mana ukurannya kurang besar untuk 32 warung yang terdaftar untuk ditempatkan di bangunan tersebut,” ungkap Endar, salah satu pedagang di sana.

Selain itu, kata dia, sampai saat ini bangunan itu akhirnya tidak digunakan karena, karena bagaimanapun bangunan tersebut tidak memungkinkan bagi 32 warung.

Baca Juga:Teater Bimala Ajak Warga RW 10 Kujang Ciamis BerimajinasiKopi Tanpa Kafein Lebih Aman untuk Penderita Gangguan Tidur dan Kesehatan Jantung

Endar menambahkan bahwa biaya perawatan seperti listrik dan air perlu dibayarkan oleh para pedagang setiap bulan, namun pihak pengelola masih belum memberikan penjelasan terkait kejelasan bangunan yang sedianya tidak muat untuk semua pedagang.

Oleh karena itu, para pedagang terpaksa mencari cara untuk mendapatkan dana yang diperlukan.

0 Komentar