Pedagang Bendera Mengeluh Sepi Pembeli, Banyak yang Pesan Lewat Online

Pedagang Bendera
Penjual bendera di perkotaan Kabupaten Garut. Pedagang mengaku pembeli sepi karena banyak yang berbelanja lewat online. (Agi Sugiana/Radartasik.id)
0 Komentar

TAROGONG KIDUL, RADARTASIK.ID – Menjelang Hari Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus menjadi momen bagi para perajin dan pedagang bendera. Pada momen tersebut banyak masyarakat yang berbelanja bendera untuk memeriahkan HUT RI tersebu.

Namun hal berbeda dirasakan para pedagang bendera yang memasarkan bendera di pinggir jalan perkotaan garut. Tahun ini, mereka mengaku sepi pembeli karena muncul penjual yang memasarkan bendera lewat online.

Dindin, salah seorang pedagang bendera di Simpang Lima Garut mengatakan, mulai berdagang sejak bulan lalu. “Kalau mulai dagang mah dari tanggal 27 Juli sampe nanti tanggal 17,” ucapnya, Selasa 15 Agustus 2023.

Baca Juga:Dinas Kesehatan Kabupaten Garut Survei Kesehatan Pegawai SKPD, Ini HasilnyaWilayah Terdampak Tol Getaci di Desa Sukaratu Kabupaten Garut Kebanyakan Sawah, Harga Tanah Jadi Tinggi

Omset Pedagang Bendera Pinggir Jalan Menurun

Ia mengaku penjualannya tahun mengalami penurunan signifikan di banding tahun sebelumnya. Dia menduga turunnya omset yang didapat karena banyak yang memasarkan bendera lewat online dengan harga yang lebih murah.

“Sekarang mah sepi kang, karena kan banyak yang udah jualan online, lebih murah lagi harganya. Jadi yang jualan di jalan kayak saya gini jadi sepi,” tuturnya.

Pedagang bendera asal Kecamatan Leles ini mengatakan, omset yang didapat tahun ini dengan tahun lalu cukup mencolok perbedaannya.

“Tahun kemarin masih ramai. Ada lah 90 persen terjual. Tapi tahun ini hanya sekitar 25 persen saja,” terangnya.

“Online itu lebih murah menjualnya. Kalau saya disini harganya dari Rp 15.000 sampai Rp 300.000 tergantung ukuran dan bentuk benderanya,” ungkapnya.

Leih lanjut ia mengatakan, membuat dan berdagang bendera sudah menjadi tradisi tahunan, khususnya bagi masyarakat Kecamatan Leles Kabupaten Garut.

“Ini tradisi tahunan dari nenek moyang bahwa setiap Agustus ini selalu membuat bendera merah putih dan menjejerkannya untuk dijual secara langsung,” pungkasnya. (*)

0 Komentar