Orang Tua Minder Menyekolahkan Anak Berkebutuhan Khusus, SLB di Kota Tasikmalaya pun Sepi Peminat

SLB Sepi Peminat gara-gara orang tua minder punya anak berkebutuhan khusus
Ketua MKKS SLB Mulyana Jaya. (foto: isti)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Penerimaan peserta didik baru (PPDB) untuk Pendidikan Luar Biasa (PLB) tahun 2023 di Kota Tasikmalaya sepi peminat. Sejumlah sekolah luar biasa / SLB pun sepi dan nyaris tak mendapatkan siswa baru. Yakni anak berkebutuhan khusus

Berdasarkan beberapa informasi, hal itu disebabkan para orang tua dari anak dengan kebutuhan khusus (ABK) merasa minder anaknya sekolah di SLB.

Contohnya SLB ABC Lestari yang berlokasi di Jalan Cieunteung Gede, Kecamatan Cihideung. Sekolah ini hanya memiliki satu anak berkebutuhan khusus (ABK) saja yang daftar.

Baca Juga:1.089 Mahasiswa IPDN Akan datang ke Kota Tasikmalaya dengan 20 Bus dari Cilandak dan JatinangorKesatuan Perempuan Partai Golkar Optimis Bisa Katrol Suara di Kota Tasikmalaya

Itu pun berkat dorongan dari yayasan yang antusias dalam mencari siswa disabilitas melalui pengurus RT/RW di sekitar lingkungan mereka.

“PPDB di SLB memang berbeda dengan sekolah umum lainnya. Faktor kesiapan orang tua merupakan hal penting untuk mengikutsertakan anaknya ke pendidikan,” kata Kepala SLB ABC Lestari Aris Rahman kepada Radar, Selasa (13/6/2023).

Bahkan, berdasarkan informasi yang dihimpun Radar, SLB lain malah belum mendapatkan satu pun pendaftar. Meski pembukaan penerimaan sudah dimulai sejak tanggal 6 Juni. Kota Tasikmalaya sendiri total memiliki 7 SLB.

“Telaahan kami memang saat ini, masih ada orang tua yang belum menyadari pentingnya pendidikan bagi ABK karena adanya rasa malu. Bahkan ada kecenderungan untuk menyembunyikan kondisi tersebut dalam pergaulan sehari-hari,” papar Aris.

Dia menyebut sekolah telah menyiapkan beberapa strategi, termasuk melibatkan beberapa orang tua siswa dan komunitas pegiat sosial. Mulai mahasiswa UPI Tasikmalaya, Komunitas Kejar Mimpi, dan Relawan Jabar Bergerak.

Dia mencontohkan Susan Susanti, seorang ibu dari siswa SLB Lestari bernama Haikal Banyu Ramadan. Susan mengakui bahwa awalnya memiliki ABK terkesan menjadi beban yang sangat berat. Bahkan, merasa minder hanya untuk menyekolahkan anaknya dan membantunya bergaul di masyarakat.

“Perasaan tersebut tidak berlangsung lama setelah anaknya disekolahkan di SLB,” katanya.

Baca Juga:Siswa SMKN 2 Tasikmalaya Mengikuti Bimbingan Manasik Haji Tamattu di Halaman SekolahGara-Gara Obat Nyamuk Bakar, Toko Klontong dan Tempat Cuci Motor di Kota Tasikmalaya Ludes Dilalap Api

Informasi yang diperoleh dari orang tua murid anak berkebutuhan khusus, kata dia, membuat Susan yakin bahwa anaknya dapat mencapai prestasi dan hidup mandiri.

0 Komentar