Munculnya Hj Nurhayati di Pilkada 2024, Bisa Tekan Diskriminasi Perempuan di Kota Tasikmalaya

menanti kompetisi Nurhayati
Khotum Hotimah, aktivis perempuan Kota Tasikmalaya. (Ayu Sabrina B/Radartasik.id)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Aktivis perempuan Tasikmalaya, Khotum Khotimah, menyatakan bahwa peluang Kota Tasikmalaya dipimpin oleh seorang perempuan semakin nyata, dengan mendaftarnya Nurhayati sebagai calon wali kota ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk Pilkada 2024.

“Ini merupakan kabar gembira bagi masyarakat Kota Tasikmalaya, terutama perempuan dan para aktivis yang memperjuangkan isu-isu keperempuanan. Mengingat dari tahun ke tahun, calon perempuan selalu digemakan dan didorong sebagaimana amanat undang-undang tentang keterwakilan perempuan,” ujar Khotum, Selasa 17 September 2024.

Meskipun begitu, Khotum yang juga mantan komisioner KPU selama satu dekade (2008-2018), menekankan bahwa jenis kelamin perempuan tidak cukup menjadi andalan dalam marketing politik.

Baca Juga:Yusro VS Idaman Berebut Restu H Syarif Hidayat, Keduanya Mengaku Punya Hubungan Emosional!Istri H Amir Mahpud Turun Gunung, Bentuk Relawan Perempuan Prima Berkah, Fokus Bantu Program Stunting!

“Ketika seorang perempuan tampil, dia tidak hanya merepresentasikan jenis kelaminnya, tetapi juga harus merepresentasikan kehendak dan harapan kaum perempuan tentang hak-haknya,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa sensitivitas gender dalam kebijakan-kebijakan yang dihasilkan nanti dapat dilihat dari visi dan misinya.

“Jika seorang perempuan memiliki visi misi yang mendukung kesetaraan dan aspirasi perempuan, itulah saatnya kita mendukungnya,” lanjut Khotum.

Menurut Khotum, kehadiran calon kepala daerah perempuan dapat memberikan dampak positif dalam pembangunan, terutama di sektor-sektor yang menyangkut kepentingan perempuan, seperti kesehatan reproduksi.

“Keterbatasan budaya dan sosial yang selama ini menjadi pemicu diskriminasi bisa ditekan dengan hadirnya pemimpin perempuan,” ungkapnya.

Namun, Khotum juga menegaskan bahwa pemilih harus lebih berfokus pada kapabilitas dan kualitas calon, bukan hanya pada jenis kelaminnya.

“Kompetensi dan kapasitas calon harus menjadi pertimbangan utama. Jika seorang perempuan memiliki kompetensi itu, kita harus mendukungnya,” ujarnya.

Baca Juga:DPUPRP Ciamis Disorot: Kelebihan Bayar Rp1,76 Miliar Tahun 2024 Harus Jadi Peringatan untuk PerbaikanHanifan Juara 1 Lomba Busana Kebaya Sinjang Tasik Batikan PASI!

Khotum menilai bahwa meskipun Nurhayati memiliki pengalaman politik hingga tingkat nasional, hal itu belum cukup untuk Pilkada.

“Pilkada berbeda dengan legislatif, di mana calon harus lebih berinteraksi langsung dengan konstituen di daerah. Nurhayati harus memahami secara mendalam kebutuhan masyarakat Kota Tasikmalaya,” katanya.

Ia juga menyebut bahwa dalam Pemilu terakhir, pemilih cenderung lebih pragmatis, memprioritaskan popularitas dan finansial calon daripada kompetensi.

“Ini menjadi tugas berat bagi aktivis perempuan untuk terus mengedukasi masyarakat tentang pentingnya kualitas dan kompetensi calon,” tambahnya.

0 Komentar