Menyingkap Misi Merekatkan Budaya Sunda-China, Komunikasi Pakai Mesin Penerjemah demi Menjaga Kerahasiaan

mesin penerjemah
Dadan Alisundana
0 Komentar

Dia menunjukkan foto-foto di layar ponselnya.

Foto saat dengan budayawan Sunda di Bandung, Tasikmalaya, Sumedang.

Di Tasikmalaya dia bercerita sudah ke Padepokan Silat Padjadjaran pimpinan Uyut Sani.

Ada foto dirinya dengan tokoh persilatan Tasikmalaya itu. Letak padepokan Padjadjaran di Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya.

Ada juga foto dia sedang bersama keluarga kerajaan Sumedang. 

Saya kembali bertanya melalui mesin penerjemah itu. Apa tujuannya bertemu tokoh budaya Sunda?

Baca Juga:Kompetisi Instruktur Safety Riding Honda, Pertarungan Sengit Para Ahli Berkendara234 Jemaah Haji Kloter 33 Asal Kota Banjar Tiba, Satu Jemaah Wafat di Makkah

Ternyata penjelasan pria Tiongkok, tentu melalui mesin penerjemah miliknya itu. Dia memiliki misi dari negaranya.

Datang ke Indonesia khususnya ke Jawa Barat. Ada misi merekatkan budaya Sunda dan China.

Menurut dia, dulu semasa kerajaan Pajajaran hubungan dengan China erat sekali.

Maka misinya ini untuk kembali merekatkan hubungan China dan Sunda melalui budaya.

Saya tidak dapat leluasa.membahas misinya itu. 

Sebab terasa kagok komunikasi bergantian menggunakan mesin penerjemah.

Saya akhirnya berdiskusi dengan sahabat dalam riungan itu.

Memang, stigma terhadap orang Tionghoa di Indonesia secara umum  kurang baik. 

Sentimen anti-China kadang-kadang muncul menjadi potensi konflik. 

Orang Tionghoa di Indonesia masih dianggap bukan pribumi. Stigma itu pernah begitu kuat era orde baru berkuasa.

Orang Tionghoa dalam Kartu Tanda Penduduk (KTP) ditandai dengan identitas Warga Negara Asing (WNA).

Mereka butuh proses untuk menjadi Warga Negara Indonesia (WNI).

Baca Juga:Polbangtan Bogor Hadirkan Solusi Hadapi Darurat Pangan di IndonesiaTegas, Disdik Jabar Menganulir Dua Calon Peserta Didik Baru yang Memanipulasi Nilai Rapor

Ini bagian dari konflik politik ketika menjelang kekuasaan Presiden Soekarno berakhir.

Era Soekarno yang disebut orde lama dianggap terlalu dekat dengan China yang notabene negara komunis.

Hingga sempat ada poros Jakarta-Peking. Ketika itu Soekarno begitu antibarat. Sampai Indinesia pun keluar dari keanggotaan PBB.

Meletus peristiwa G30S/PKI yang memicu kekacauan di Indonesia. Soekarno kemudian harus berakhir kekuasaannya. Digantikan Presiden Soeharto.

Era Presiden Soeharto selama 32 tahun berkuasa ini sentimen negatif terjadi kepada China.

Hubungan diplomatik Indonesia dan China putus. Di dalam negeri ketika itu pasca G30 S/PKI ada pembersihan antek dan pengikut PKI (Partai Komunis Indonesia).

Banyak warga keturunan Tionghoa jadi sasaran pembersihan anti-PKI itu. Terjadilah eksodus orang-orang keturunan China keluar dari Indonesia.

0 Komentar