Menjaga Agar Harga Tetap Stabil, TPID se-Priangan Timur Perkuat Sinergi dan Inovasi

TPID
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Tasikmalaya bersama epala daerah se-Priangan Timur saat zoom meeting rapat koordinasi nasional (Rakornas) bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) 2023 di Ballroom Hotel Aston Inn Kota Tasikmalaya, kemarin.
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Tasikmalaya menyaksikan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) secara bersama-sama dengan para kepala daerah se-Priangan Timur (Pratim), sebagai Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) 2023, yang dilaksanakan di Ballroom Hotel Aston Inn Kota Tasikmalaya, Kamis (31/8/2023).

Dengan tema “Memperkuat Sinergi dan Inovasi untuk Stabilisasi Harga Menuju Ketahanan Pangan Nasional yang Berkelanjutan” acara tersebut sekaligus dalam rangkaian High Level Meeting (HLM) TPID se-Priangan Timur.

TPID se-Priangan Timur yang juga menyelenggarakan HLM sekaligus menyaksikan secara bersama arahan Presiden Republik Indonesia dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) TPID 2023.

Baca Juga:Tas Eiger Awet dan Multifungsi, Promo Cashback di Eiger Plaza Asia TasikmalayaMahasiswa Unsil Tasikmalaya Ajak Pelajar Peduli Lingkungan Sejak Dini

Hadir pada kegiatan Pj Wali Kota Tasikmalaya Cheka Virgowansyah, Wali Kota Banjar Ade Uu Sukaesih, Wakil Bupati Tasikmalaya Cecep Nurul Yakin,  Bupati Ciamis Herdiat Sunarya, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Tasikmalaya Aswin Kosotali dan stakeholders strategis lainnya.

Pelaksanaan kegiatan HLM TPID se-Priangan Timur disinergikan dengan Rakornas TPID 2023 sebagai upaya untuk menjaga agar harga-harga tetap stabil sehingga pencapaian inflasi sesuai dengan target.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Tasikmalaya Aswin Kosotali mengatakan, meskipun saat ini sedang dihadapkan pada berbagai risiko inflasi dan tantangan terkait ketahanan pangan, TPID se-Priangan Timur diajak untuk bersama mencegah inflasi.

Menurutnya, ada istilah Lesson Learned pengendalian inflasi di Priangan Timur yakni pertama adanya faktor struktural yang masih menjadi penyebab utama peningkatan harga.

Kedua risiko seasonal yang belum dapat dimitigasi secara penuh dan ketiga program pengendalian inflasi perlu dioptimalisasi agar dapat menyasar pengendalian jangka panjang.

Di samping itu, kata dia, saat ini juga dihadapi dengan tantangan pengendalian inflasi yakni anomali cuaca El Nino atau kekeringan. Namun, ada kabar baiknya, meskipun berisiko mengurangi produksi panen pangan sebesar 5 persen dari total produksi, berdasarkan data cadangan beras pemerintah posisi Juli 2023, stok mencukupi hingga akhir tahun.

Terkait tantangan pengendalian inflasi di Priangan Timur, menurut Aswin, rekomendasi pengendalian inflasi diarahkan kepada akar permasalahan yakni faktor struktural seperti infrastruktur, fasilitas dan sumber daya serta faktor seasonal. “Seperti pengendalian terhadap isu yang berulang sesuai siklusnya dapat diantisipasi lebih baik,” ungkap Aswin.

0 Komentar