Menggali Potensi Besar Industri Cat di Indonesia, Mengukir Peluang di Pasar Global

Industri cat di Indonesia
PT Mataram Paint memodernisasi fasilitas produksinya dengan membuka pabrik baru di Sidoarjo pada 2023. (EMCO)
0 Komentar

Pada periode 2013-2017, EMCO mengembangkan produk baru seperti primer dan thinner, sehingga memperluas rangkaian produk finishing kayu besi yang semakin lengkap dan berkualitas.

Pada tahun 2023, PT Mataram Paint memodernisasi fasilitas produksinya dengan membuka pabrik baru di Sidoarjo, berkapasitas 20 juta kilogram per tahun.

Pabrik ini dirancang untuk memproduksi jenis cat masa depan yang lebih ramah lingkungan, sejalan dengan tren global yang semakin peduli pada keberlanjutan.

Baca Juga:Dua Penghargaan InfoBank: Bukti Konsistensi bank bjb dalam Pengelolaan Risiko dan InovasiKesempatan Emas! Nikmati Diskon Biaya Provisi hingga 79 Persen dan Suku Bunga Spesial dari bank bjb

Industri cat di Indonesia memiliki prospek cerah, didorong oleh beberapa faktor utama.

Pembangunan infrastruktur dan properti yang pesat di Indonesia meningkatkan permintaan akan cat berkualitas untuk kebutuhan bangunan.

Selain itu, industri otomotif, furnitur, dan perkapalan juga membutuhkan cat sebagai pelapis material yang digunakan dalam produksi mobil, motor, kapal, serta furnitur kayu.

Peningkatan daya beli masyarakat Indonesia seiring dengan pertumbuhan ekonomi juga berpengaruh positif terhadap industri cat.

Konsumen kini lebih selektif dan bersedia membayar lebih untuk produk cat berkualitas tinggi.

Berdasarkan data Asosiasi Produsen Cat Indonesia (APCI), konsumsi cat di Indonesia hanya sekitar 4,5 kg per kapita, jauh lebih rendah dibandingkan dengan Malaysia yang mencapai 10-14 kg per kapita.

Hal ini menunjukkan potensi pertumbuhan yang masih sangat besar bagi industri cat di Indonesia.

Baca Juga:Jalani Tes Kesehatan Pilgub Jabar, Dedi Mulyadi: Tidak Mungkin Pemimpin Sakit, Nanti Baca APBD SalahPasangan Syaikhu-Ilham Usung Kolaborasi Imtaq dan Iptek di Pilkada Jabar 2024

Seorang pakar branding Indonesia, Lia Sidik PhD menekankan bahwa di era bisnis yang dinamis ini, nilai sebuah perusahaan tidak lagi hanya diukur dari aset fisik seperti kantor, pabrik, atau gudang.

Nilai perusahaan juga tercermin dari nilai merek (brand value) yang harus dipelihara dan diukur secara berkala, seperti halnya laporan keuangan yang mencerminkan kesehatan fiskal perusahaan.

Dengan terus berinovasi, meningkatkan kualitas, dan memenuhi kebutuhan konsumen, industri cat di Indonesia siap untuk memberikan kontribusi signifikan bagi pertumbuhan ekonomi nasional di masa depan. (*)

0 Komentar