Menebar Film Kearifan Lokal Lewat Program Sinema Mikro

MANGUNREJA, RADSIK – Lingkung Seni Galur Lalulur berkerja melaksanakan pemutaran film kearifan lokal di SMP Al Madinah Salebu Kecamatan Mangunreja Kabupaten Tasikmalaya, Kamis (19/1/2023).

Kegiatan tersebut didukung oleh DANA INDONESIANA, LPDP KEMENDIKBUD-RISTEK melalui program kategori Sinema Mikro tahun 2022-2023. Pada kesempatan tersebut di putar beberapa film, diantaranya Jass Merah, Histori off Tasikmalaya, dan Tarung Sarung.

Nunu Nurul Huda Ketua Perkumpulan Pemajuan Kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya mengungkapkan, kegiatan ini guna memajukan budaya-budaya yang sudah hampir punah di Kabupaten Tasikmalaya khususnya anggar dibangkitkan kembali.

Ketua penyelenggara Atang Mulyana mengatakan “Kami mengadakan kegiatan pemutaran film-film pemajuan kebudayaan Keraripan Lokal, diantaranya ada 10 titik di tahun ini,” ujarnya kepada Radar.

Makanya, ujar Atang Mulyana, sekarang dibangkitkan semangatnya lagi, agar mereka para generasi penerus ini mengetahui budaya sunda ini memiliki budaya yang sangat baik dan perlu dipelihara.

“Ke depan kami akan terus berikhtiar untuk mengembangkan kebudayaan yang ada di wilayah Kabupaten Tasikmalaya. Diantaranya permainan tradisional yang sekarang sudah terimbas oleh budaya luar dan hampir punah,” tegas Atang Mulyana.

Dudi Wardiman Kabid Kebudayaan pada Disdikbud Kabupaten Tasikmalaya mengungkapkan, mengapresiasi terkait kegiatan yang melaksanakan salah satu implementasi dari Undang Undang nomor 5 tahun 2019 tentang pemajuan kebudayaan. Di dalam UU tersebut, kebudayaan itu sangat luas. Tidak hanya seni, tapi di dalamnya termasuk per filman.

“Apalagi film ini menggambarkan tentang kearipan lokal dan juga mengangkat sejarah di Kabupaten Tasikmalaya. Mudah-mudahan film ini, dapat diapresiasi oleh semua pihak dan bisa di tonton oleh semua kalangan dan mendapat manfaat yang nonton itu tahu sejarah tasikmalaya dan kesenian kebudayaan lokal yang ada di Kabupaten Tasikmalaya,” kata dia.

Alur cerita yang ditampilkan, ujar dia, bagus juga. Menggambarkan tentang adanya guru yang menyukai terhadap kegiatan seni budaya sehingga diperjelas oleh kang Ogi (budayawan) bahwa budaya itu sangat penting di sekolah.

Sebaiknya, menurut Dudi, kalau sejarah harus betul-betul menggambarkan sejarah yang sebenarnya. Kalau tadi mewakili tentang pentingnya budaya di kita, jangan dilepaskan begitu saja, melainkan tetap harus dilestarikan karena budaya cukup penting.

“Tadi masukan dalam pengeditan suaranya, sehingga suara dari luar terdengar juga. Sehingga mengganggu artikulasi atau pengucapan yang jelas dari para pemeran itu sendiri,” ucapnya.

Hidayat SPd. I sebagai Kepala SMP Al Madinah Warung Kopi Salebu Kecamatan Mangunreja mengatakan, yang ditampilkan tentang kearifan lokal dan khususnya termasuk kegiatan yang menyamgkut pembinaan di budi pekerti anak.

“Jadi etika anak ketika pembelajaran di ruangan kemudian memberikan edukasi kepada guru, bahwa siapapun yang ingin memajukan seharusnya dan sebaiknya harus didukung oleh semua pihak agar tidak ada komunikasi dengan tujuan awal untuk memajukan pendidikan,” kata dia.

Hidayat menuturkan, secara positif menyambut baik kegiatan ini, karena di hari sebelumnya anak-anak diperkenalkan secara ekting yang baik, mendalami peran secara langsung didokumentasikan. Anak-anak bisa menambah dan meningkatkan wawasan dan ke depan apa yang menjadi kemampuan di bidang masing-masing.

Persiapan membuat film berjudul Jassmerah ini,waktu itu ujar sutradara lokal Suryana Ramlan memakan waktu 1 bulan. Ini kegiatannya maraton, dan pembuatannya di akhir pekan setiap hari Sabtu dan Minggu. Meskipun singkat, namun alhamdulillah bisa dimaksimalkan.

“Ini sifatnya mengedukasi, sehingga tidak seperti produksi film-film profesional. Meskipun seperti itu, masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki. Tapi ini menjadi edukasi baru baginya bersama siswa siswinya,” bebernya. (Obi)